10 Potret Pameran Karya Seni Suarakan Pesisir di Semarang, Beda Abis!

Semarang, IDN Times - Puluhan seniman baik dari dalam maupun luar negeri berpartisipasi pada pameran Penta K Labs IV bertemakan Malih Dadi Segara (Berubah Menjadi Laut). Tema tersebut untuk merespons isu perubahan tata ruang akibat manusia beserta interaksinya dengan alam serta dampak dari perubahan iklim yang membuat di beberapa daerah di Pantai Utara (Pantura) terendam air.
Pameran Penta K Labs IV diadakan di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kota Semarang, mulai 17--21 Desember 2022. Pameran itu merupakan festival dua tahunan dari komunitas Kolektif Hysteria yang sengaja diadakan di tempat khusus (sites specific art project biennale) dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan dan lintas disiplin.
Kalau kamu penasaran bagaimana pameran tersebut? Langsung saja simak 10 potret pameran seni di pesisir Semarang tersebut. Keep scrolling!
1. Sedikitnya ada 37 seniman dan 10 musisi yang ikut serta dalam Penta K Labs IV

2. Pameran sengaja diadakan permukiman yang terdampak abrasi dan kenaikan permukaan air laut

3. Karya seni yang dipamerkan antara lain mural dan lukisan di rumah-rumah warga seperti ini

4. Sebagian besar karya mempunyai pesan tentang kepedulian terhadap krisis iklim yang terjadi di pesisir Pantura

5. Karya seni juga dipadukan dengan instalasi bangunan yang terdampak abrasi di kampung tersebut

6. Seperti karya seni ini, yang memanfaatkan rumah tak berpenghuni dengan pesan menampilkan kondisi fisik dan batin warga pesisir yang terdampak abrasi

7. Karya seni instalasi ini juga tidak kalah menarik, penanda untuk menghitung waktu kapan akan tenggelam dan seberapa dalam

8. Ada seniman yang menampilkan karya spesifik mengangkat mengenai perempuan yang terdampak abrasi

9. Hal sama disampaikan melalui karya foto cerita dari Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang, yang menjadi perbincangan warga setempat karena cukup dekat dengan kehidupan mereka

10. Selain pameran karya, Penta K Labs ikut mengadakan kegiatan lain seperti workshop dan pentas seni

Kurator pameran, A Khairudin kepada IDN Times menjelaskan, para seniman ditantang untuk menaklukkan ruang-ruang kampung yang berbeda dengan galeri maupun ruang pamer yang mapan. Dengan begitu, mereka bernegosiasi dengan pemilik rumah dan warga untuk presentasi karya masing-masing dan muncul kedekatan satu dengan lainnya.