Sandiaga Temui Jokowi, Bicara Soal Partai Perorangan
Surakarta, IDN Times - Politisi PPP, Sandiaga Salahudin Uno menemui Presiden ke-7 RI Joko “Jokowi” Widodo di kediaman Sumber, Solo, pada Kamis (12/12/2024).
Pertemuan tersebut berlangsung sekira 1 jam. Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ini mengatakan kunjungannya ini di tengah acara keluarga, di mana Sandiaga hadir di Solo untuk menghadiri pernikahan keponakannya yang menikah dengan pembalap nasional, Rio Haryanto.
1. Sambut baik partai perorangan
Ditemui awak media usai pertemuan, Sandiaga menyambut baik ungkapan partai perorangan, yang beberapa kali dilontarkan oleh Jokowi terkait langkah politiknya usai dipecat oleh PDIP.
Sandiaga mengatakan jika hal tersebut sebagai inovasi, biasanya partai politik tetapi yang dikatakan Jokowi adalah partai perorangan.
"itu sebuah inovasi ya biasanya partai itu politik ini partai perorangan . Saya matur ke bapak Jokowi, ini ada fenomena political entrepreneurship. Bahwa ada perubahan struktur daripada politik dan mungkin politik perorangan ini perlu layak didalami," ungkap Sandi.
2. PPP tak berani bersaing dengan partai perorangan
Lebih lanjut, ditanya apakah PPP berkeinginan untuk meminang Jokowi untuk masuk ke partai berlambang kabah itu, Sandi mengaku tidak berani menawarkan.
"Wah gak berani saya," ujarnya.
Ditanya apakah PPP kalah bersaing dengan partai perorangan, Sandiaga mengatakan bersaing kadang dibutuhkan untuk menjadi yang lebih baik. “Bersaing bagus tapi bersaing untuk membangun lebih konstruktif,” jelasnya.
Mantan Menteri Pariwisata tersebut juga mengatakan fokus utama PPP adalah bagaimana caranya masuk ke Senayan ke parlemen. “Sedang kita tata mudah mudahn bisa bermitra dengan partai perorangan," katanya.
3. Bicara politik dan ekonomi
Sandiaga mengungkapkan bahwa diskusi dengan Presiden Jokowi juga menyentuh sejumlah isu strategis.
Terutama berfokus pada ekonomi, meskipun politik juga sempat disinggung sebagai bagian dari upaya membangun bangsa.
“Kami banyak membahas soal ekonomi Indonesia, yang secara umum cukup baik. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti perang dagang, peluang untuk menata ulang sektor ekonomi, hingga kondisi geopolitik dunia yang masih menjadi kekhawatiran,” pungkasnya.
