Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejak Januari 2025, Sudah Ratusan Siswa di Solo Raya Keracunan MBG, Terbaru di Wonogiri

IMG_1371.jpeg
Siswa SMP Negeri 1 Gemolong, Sragen menerima obat dari Puskesmas. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • 50 siswa di Sukoharjo keracunan setelah makan MBG pada Januari 2025
  • 251 siswa di Sragen mengalami keracunan massal setelah makan MBG pada Agustus 2025
  • 110 siswa SMA 2 Wonogiri tak masuk sekolah karena mual dan muntah usai konsumsi MBG pada September 2025
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Semenjak diluncurkan dan dimulai bertahap pada Januari 2025, ada tiga kasus keracunan masal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menonjol di wilayah Solo Raya. Keracunan massal diantaranya terjadi di Sukoharjo pada Januari 2025 yang lalu, keracunan massal di Sragen pada Agustus 2025 dan terbaru 110 siswa di Wonogiri mengalami mual dan muntah setelah mengkonsumsi MBG pada Kamis (14/9/2025).

1. Sebanyak 50 siswa di Sukoharjo mual dan muntah usai konsumsi MBG

antarafoto-penerima-manfaat-program-mbg-sampai-akhir-juli-2025-1756188720.jpg
Petugas menyusun makanan bergizi gratis (MBG) yang akan dibagikan kepada siswa di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (4/8/2025). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Januari 2025 lalu sekitar 50 siswa SD Negeri Dukuh 03 Sukoharjo, mengalami keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Kamis (16/1/2025). Mereka yang keracunan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 SD.

Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Para siswa menyantap makanan yang sebelumnya datang sekitar pukul 09.00 WIB. Usai menyantap makanan, sekitar 10 siswa mengalami mual dan pusing.

Sejumlah anak yang keracunan tersebut merupakan siswa dari kelas 1 hingga 6. Keracunan diduga dipicu dari proses pemasakan ayam kurang matang. Siswa rata-rata mencium bau basi dari ayam tepung yang mereka santap.

Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Dr Kunari Mahanani, mengatakan ada sekitar 50 siswa yang diberi obat karena mengalami gejala. "Yang terkena itu istilahnya cuma mual muntah dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit," jelasnya.

2. Ada 251 siswa mengalami keracunan massal

43962b83-4605-462c-8dd0-2d12c5e8550c.jpeg
Bupati Sragen meninjau dapur SPPG di Gemolong. (IDN Times/Larasati Rey)

Keracunan massal setelah menkonsumsi MBG juga terjadi pada Agustus 2025, yakni sebanyak 251 siswa SD dan SMP di Kabupaten Sragen, mengalami keracunan massal pada Senin (11/8/2025) setelah makan MBG.

Korban keracunan tersebut merupakan siswa SMP Negeri 3 Gemolong atau SBI dan SDN 4 Gemolong. Mereka mengkonsumsi MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong 1 beralamat di Jalan raya Gemolong – Sragen Km 2, Klentang 008 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen (Yayasan Masjid Miftahussalam Riftah).

Adapun menu yang dihidangkan kepada para siswa berupa nasi kuning, telur ayam suwir, orek tempe, selada timun, apel dan Susu.

Para siswa yang mengkonsumsi MBG mengeluhkan sakit perut dan muntah diare, dan muntah. Bahkan ada beberapa siswa yang mengalami keracunan tidak masuk sekolah dan mesti menjalani perawatan.

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan, siswa yang mengalami keracunan dari sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) hingga guru. Mereka mengeluh merasakan mual dan sakit perut.

3. Sebanyak 110 siswa tak masuk sekolah karena mual dan muntah usai konsumsi MBG

Ilustrasi makan bergizi gratis. IDN Times/ Riyanto.
Ilustrasi makan bergizi gratis. IDN Times/ Riyanto.

Terbaru sebanyak 110 siswa SMA 2 Wonogiri mengalami mual dan muntah orang tua murid menduga anak-anaknya mengalami gejala tersebut usai menyantap menu MBG yang dibagikan pada Kamis lalu (11/9/2025).

Informasi yang dihimpun MBG didistribusikan, pada Kamis (11/9/2025) sekira pukul 10.00-11.00. Menu hari itu yakni nasi, telur dengan saus barbekyu, sayur sawi pakcoy, dan oseng tempe dan buah yakni kelengkeng. Menu MBG tersebut disantap oleh siswa sekira pukul 12.00.

Plt Kepala SMA 2 Wonogiri, Widodo mengatakan para orang tua siswa yang mengalami gejala keracunan datang ke sekolah untuk melaporkan kondisi anak-anak mereka pada Jumat (12/9/2025). "Jumlah siswa yang izin tak masuk diduga mengalami keracunan 110, satu diantaranya dirawat di RS," katanya.

Anak-anak tersebut mengeluhkan mengalami diare dan muntah-muntah pada Kamis malam (11/9/2025) dan juga Jumat (12/9/2025) pagi. Diduga mual dan muntah setelah mereka mengkonsumsi MBG pada paginya. Widodo mengatakan dari 1.285 siswa pihak SMAN 2 Wonogiri mencatat, ada 110 muridnya yang tidak masuk sekolah pada Jumat (12/9/2025).

Dari kemungkinan seperti jajanan kantin, pesananan makanan lewat ojek online yang dilakukan siswa hingga MBG, diduga menu MBG yang bermasalah penyebab keracunan tersebut.

4. Ombudsman minta Bupati, Walikota aktif mengawasi pendistribusian MBG

antarafoto-penerima-manfaat-program-mbg-sampai-akhir-juli-2025-1756188716.jpg
Seorang siswa mengangkat makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (4/8/2025). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah mendorong para bupati dan walikota tiap kabupaten/kota guna turut terlibat aktif mengatasi persoalan pendistribusian menu makan bergizi gratis (MBG) di sekolah.

Kepala Ombudsman Jawa Tengah, Siti Farida mengungkapkan peran para bupati maupun walikota saat ini dinantikan masyarakat untuk memperbaiki pengawasan pada menu MBG. 

Ia menekankan bahwa para kepala daerah sebenarnya bisa ikut cawe-cawe agar pelaksanaan MBG dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan kasus-kasus yang terus berulang. 

"Bisa banget (bupati walikota cawe-cawe untuk MBG). Pemda segera berkoordinasi dengan BGN untuk meningkatkan pengawasan dan perbaikan kualitas MBG," ungkap Farida beberapa waktu lalu.

Sementara itu menurut catatan BPOM Semarang periode Februari- Agustus 2025 pihaknya menemukan kasus KLB MBG di sejumlah kabupaten/kota. BPOM memastikan KLB keracunan MBG antara lain sebagai berikut: Kabupaten Sragen, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Boyolali

Dengan temuan KLB tersebut, pihaknya telah memetakan kerawanan kasus keracunan MBG dengan membekali petugas saji SPPG dengan program pelatihan. 

"Tetapi itu sudah kita lakukan pemetaan dan monitoring melalui pelatihan MBG. Dari hasil pelatihan tersebut, kita masih sebatas menangani keracunan pada siswa sekolah," kata Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Festival Kota Lama Ungkit Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Semarang

14 Sep 2025, 18:51 WIBNews