Wamensos Upayakan Graduasi Pengentasan Miskin Ekstrem di Jateng

Intinya sih...
- Agus Jabo melibatkan perguruan tinggi di Jawa Tengah untuk mengerjakan graduasi program pengentasan kemiskinan ekstrem.
- Presiden Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian persoalan kemiskinan ekstrem seluruh Indonesia tahun ini atau maksimal 2026 mendatang.
- Pihaknya menggunakan dua model cara, yakni dengan menggerakkan pendamping PKH dan menetapkan delapan desa miskin ekstrem sebagai role model graduasi.
Semarang, IDN Times - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Tengah untuk mengerjakan graduasi program pengentasan kemiskinan ekstrem.
Di Jawa Tengah dari total 923 desa kategori miskin ekstrem, terdapat delapan desa di antaranya yang dijadikan role model percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
"Karena di Jawa Tengah penduduknya salah satu terbanyak, masyarakatnya masih miskin. Maka kita lakukan koordinasi dan graduasi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem," kata Agus kepada wartawan usai menghadiri rapat koordinasi graduasi pengentasan kemiskinan ekstrem di Aula Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Tengah, Senin (24/2/2025).
1. Ada 3 juta warga Indonesia alami kemiskinan ekstrem
Apabila sesuai target Presiden Prabowo Subianto, persoalan kemiskinan ekstrem seluruh Indonesia perlu diselesaikan tahun ini atau maksimal 2026 mendatang.
Tercatat warga Indonesia yang mengalami kemiskinan ekstrem mencapai 3 juta jiwa atau sekitar 1,1 persen dari total jumlah penduduk. Sedangkan untuk warga kategori miskin, Agus mengklaim sesuai perintah presiden perlu diturunkan tahun 2029 pada angka 3-4,5 persen.
"Kita bikin model graduasi ke desa-desa. Kita sudah bersinergi dengan lembaga-lembaga. Apalagi ini kan ada indikator bantuan sosial PKH yang diberikan Kemensos ke Jateng besar sekali. Tetapi sampai sekarang belum ada penurunan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap penurunan angka kemiskinan," paparnya.
2. Agus Jabo lakukan identifikasi kemiskinan ekstrem
Pihaknya menduga adanya kemiskinan ekstrem yang tak kunjung teratasi lantaran ada warga telah menjadi TKI, ditemukan sudah meninggal dunia, pindah lokasi rumah maupun pindah domisili.
"Ini sedang diidentifikasi. Mudah-mudahan bisa diselesaikan," kata Agus.
3. Petugas PKH diminta graduasi 10 PKM
Lebih lanjut, ia pun menekankan bahwa untuk graduasi pengentasan kemiskinan ekstrem, pihaknya menggunakan dua model cara. Yakni dengan menggerakkan masing-masing pendamping PKH agar mampu menggraduasi 10 keluarga penerima manfaat (KPM). Sedangkan cara lainnya dengan menetapkan delapan desa miskin ekstrem sebagai role model graduasi.
Bagi kedelapan desa miskin ekstrem, pihaknya juga akan menggerakkan pemberdayaan masyarakat supaya mereka terlepas dari status kemiskinan ekstrem.
Dengan pemberdayaan, katanya maka melibatkan Dinsos, pemerintah daerah, Undip, Unsoed, BUMN, BUMD dan lembaga-lembaga terkait.
"Di Jateng ini, Kemensos punya dua model yaitu satu pendamping PKH harus menggraduasi 10 KPM minimal supaya mereka lepas. Kedua kita bikin model, karena Jawa Tengah menurut Pak Yudi (Anggota Komisi E DPRD Yudi Indras) ada 923 desa miskin ekstrem maka nanti kita lakukan role model di delapan desa. Mulai pemberdayaan pengentasan desa ekstrem," terangnya.