Daya Beli Properti di Semarang Mulai Bergairah Meski Pandemik COVID-19

Belum mulus, masih terkendala kebijakan KPR dari perbankan

Semarang, IDN Times - Daya beli konsumen terhadap properti di Kota Semarang mulai bergairah meski masih pada masa pandemik COVID-19. Kondisi tersebut tampak dari realisasi penjualan pameran Property Expo Semarang ke-4 yang digelar DPD REI Jawa Tengah, belum lama ini.

1. Hasil penjualan rumah melalui pameran cukup menggembirakan di masa pandemik COVID-19

Daya Beli Properti di Semarang Mulai Bergairah Meski Pandemik COVID-19Ilustrasi perumahan (Dok. Kementerian PUPR)

Dari pameran yang berlangsung mulai 20-31 Agustus 2020 di Mal Paragon Semarang, berhasil menjual 59 unit rumah dan membukukan transaksi sebesar Rp42 miliar. 

Wakil Ketua Bidang Promosi, Humas dan Publikasi DPD REI Jawa Tengah, Dibya K Hidayat mengatakan, hasil penjualan rumah dari kegiatan pameran atau pemasaran secara langsung tersebut diluar dugaan pihaknya dan hasilnya begitu menggembirakan. 

‘’Sebab, event rutin ini sempat tertunda beberapa bulan karena pandemik dan kami coba memulai lagi dengan peserta hanya 5 pengembang dari biasanya 12 pengembang. Ternyata, hasilnya bagus,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi kepada IDN Times, Kamis (3/9/2020).

Baca Juga: Virus Corona Ancam Sektor Bisnis Properti, Gawat! Harga Rumah Naik

2. Daya beli konsumen mulai membaik terhadap kebutuhan pokok papan

Daya Beli Properti di Semarang Mulai Bergairah Meski Pandemik COVID-19Ilustrasi pameran perumahan di mal Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Untuk diketahui, bisnis properti menjadi salah satu sektor yang terpukul akibat pandemik virus corona. Meski demikian, pengembang berupaya melakukan penjualan kebutuhan pokok papan itu beralih secara online, tapi ada penurunan yang cukup signifikan. 

'’Kondisi itu karena daya beli masyarakat juga turun terdampak pandemik. Dengan hasil ini semoga menjadi pertanda sektor properti mulai bergairah,’’ tuturnya yang juga ketua panitia pameran.

3. Pengembang mulai berinovasi terhadap produk rumah yang mereka jual

Daya Beli Properti di Semarang Mulai Bergairah Meski Pandemik COVID-19Ilustrasi perumahan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitraa

Salah satu cara untuk mendorong penjualan, pengembang mulai melakukan inovasi terhadap produk rumah yang dijual. Mereka membangun unit-unit rumah dengan tipe sesuai kebutuhan dan kemampuan beli konsumen.

‘’Misalnya, kami membangun rumah tipe 29 dari luas tanah 66 meter persegi dengan luas bangunan 29 meter persegi seharga Rp285 juta. Ternyata produk ini sangat diminati dan sesuai dengan daya beli mereka,’’ kata Direktur Kini Jaya Indah itu.

Kendati demikian, para pengembang berharap agar pemerintah melalui perbankan juga turut melonggarkan syarat kredit kepemilikan rumah (KPR) di masa pandemik. Hal tersebut bertujuan untuk mendongkrak perekonomian di sektor properti. 

4. Perbankan masih selektif menyalurkan KPR

Daya Beli Properti di Semarang Mulai Bergairah Meski Pandemik COVID-19Calon debitur mengisi berkas pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN di kantor Bank BTN Semarang, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Dibya menambahkan, pada masa pandemik virus corona sekarang ini sejumlah perbankan masih menerapkan kebijakan red zone kepada para nasabah yang terdampak COVID-19, khususnya di bidang pariwisata, perhotelan, dan kuliner. Mereka kesulitan untuk mengajukan KPR pada saat ini karena pekerjaan mereka banyak yang terdampak.

‘’Perbankan lebih hati-hati dan selektif dalam menyalurkan KPR saat ini. Mereka lebih mengakomodasi para nasabah payroll karena dapat memantau keberlangsungan industri tempat mereka bekerja,’’ tandasnya. 

Baca Juga: Target Bangun 7 Ribu Rumah di Jateng Baru Terealisasi 2.900

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya