Bawang Merah Bikin Inflasi Agustus 2025 di Jateng sampai 2,48 Persen

- Inflasi Agustus 2025 di Jateng mencapai 2,48 persen dengan IHK 108,56.
- Kenaikan harga komoditas, termasuk bawang merah, menjadi pemicu lonjakan inflasi.
- Data ini penting untuk memantau stabilitas ekonomi dan pengeluaran konsumen di Jawa Tengah.
Semarang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Agustus 2025 di Provinsi Jawa Tengah mencapai 2,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,56. Lonjakan inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, salah satunya bawang merah.
1. Inflasi dipicu dari kelompok pengeluaran

Plt Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, inflasi di Jateng dipicu oleh hampir seluruh kelompok pengeluaran. Seperti kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami lonjakan paling besar, yaitu 7,67 persen, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 3,63 persen, serta pendidikan yang meningkat 3,07 persen.
‘’Kelompok penyediaan makanan dan minuman alias restoran juga turut mendorong inflasi dengan kenaikan 2,62 persen, sedangkan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 1,78 persen,’’ ungkapnya dalam siaran pers, Senin (1/9/2025).
2. Kelapa dan kopi bubuk juga sumbang inflasi

Pada kelompok pengeluaran, yang justru mengalami penurunan adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,75 persen.
Endang menjelaskan, terdapat sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi. Komoditas itu antara lain bawang merah dengan andil sebesar 0,29 persen, beras dan minyak goreng yang masing-masing menyumbang 0,12 persen.
‘’Selain itu, komoditas yang juga memicu inflasi di antaranya kelapa dan kopi bubuk, rokok kretek mesin, serta telur ayam ras, santan instan, rokok kretek tangan, hingga mie instan,’’ jelasnya.
3. Inflasi tertinggi di Kabupaten Rembang

Sementara, BPS Jateng juga mencatat komoditas yang menahan laju inflasi atau memberikan andil deflasi, antara lain cabai rawit, bawang putih, daging ayam ras, serta kentang dan daun bawang.
Dari sembilan kabupaten/kota yang dipantau, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Rembang sebesar 2,82 persen dengan IHK sebesar 111,97 dan terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 2,09 persen dengan IHK sebesar 108,49.