KAI dan Pemprov Jateng Rencana Bangun Stasiun Batang, Untuk Logistik Hingga Commuter Line

- PT KAI akan membangun dry port untuk angkutan logistik terpadu di Jawa Tengah, serta aglomerasi angkutan penumpang.
- Rencana pembangunan commuter line akan menghubungkan Semarang hingga ke Pekalongan untuk mendukung mobilitas pekerja yang masif dan cepat.
- Gubernur Jawa Tengah menyambut baik rencana PT KAI untuk mengembangkan dry port dan aglomerasi angkutan penumpang, karena infrastruktur ini akan mendukung pengiriman atau ekspor produk dari Jawa Tengah.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Batang, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), berencana membangun Stasiun Batang. hal tersebut guna mendukung angkutan logistik terpadu dan aglomerasi transportasi penumpang.
1. Stasiun untuk bongkar muat kawasan industri di Jateng

Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin mengatakan PT KAI bakal membangun dry port (tempat bongkar muat) untuk angkutan logistik terpadu di Jawa Tengah. Selain itu juga berfungsi sebagai aglomerasi angkutan penumpang
“Kita akan membuat dry port (tempat bongkar muat) untuk angkutan logistik terpadu di Jawa Tengah. Kedua, aglomerasi angkutan penumpang,” kata Bobby Rasyidin. Latar belakang rencana pembangunan dry port tersebut, karena kecenderungan cepatnya pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah. Mulai dari Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dan kawasan industri lain.
“Kita antisipasi yang di Batang itu nanti akan punya sekitar 300 tenant besar. Konsep KITB tidak hanya industrial park, tetapi juga kota mandiri,” jelas dia.Karenanya, pihak PT KAI berencana membangun dry port berbasis rel, karena dinilai lebih murah dan efisien.
2. Rencana pembangunan commuter line hubungkan Semarang hingga ke Pekalongan

Sementara itu terkait aglomerasi angkutan penumpang, Dirut PT KAI mengatakan rencananya akan dibuat konsep commuter line, sebagaimana di wilayah Jabodetabek. Latar belakangnya adalah kawasan industri di Jawa Tengah, yang tersebar di beberapa daerah. Hal itu menuntut mobilitas pekerja yang masif dan cepat.
“Ke depannya memang diperlukan konsep commuter line, misalnya Semarang-Batang, kemudian ke Pekalongan, dan arah timur ke Demak,” katanya.
Dua rencana tersebut telah mendapatkan dukungan dari Pemprov Jateng dan Pemkab Batang. Realisasi pembangunan diharapkan dapat segera dilakukan, mengingat kebutuhan Jawa Tengah terkait dry port dan aglomerasi angkutan penumpang.
“Kami bersama Kabupaten Batang kemudian Provinsi Jawa Tengah akan mewujudkan dalam 2-3 tahun ke depan. Awal minggu lalu kami sudah survei, kita sedang pelajari, ada beberapa lokasi termasuk (stasiun) eksisting. Tentu kita lihat aspek teknis dan keselamatannya juga,” ungkapnya.
3. infrastruktur yang mendukung pengiriman ekspor produk Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik rencana PT KAI untuk mengembangkan dry port dan aglomerasi angkutan penumpang. Menurutnya, tantangan Jawa Tengah sejak dulu adalah terkait dengan angkutan logistik. Para pengusaha sudah sering menyampaikan pentingnya angkutan logistik untuk mendukung investasi.
Dia juga mendorong pengembangan pelabuhan terus dipercepat. Hal itu terus dikoordinasikan dengan Menteri Perhubungan.
“Saya sangat tertarik kalau KAI mau bangun dry port. Kapan mau dibangun, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten pasti akan mendukung penuh, karena memang ini yang diinginkan para pengusaha,” kata Ahmad Luthfi.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memang sangat menginginkan adanya dry port. Infrastruktur ini akan mendukung pengiriman atau ekspor produk dari Jawa Tengah. Apalagi di tengah keterbatasan wilayah terkait pengembangan wet port (pelabuhan).
“Rencana PT KAI ini bak gayung bersambut. Kita akan support dan kita tadi diajak agar BUMD dilibatkan, sudah kami siapkan BUMD mana yang akan bekerja sama dengan PT KAI. Dari segi regulasi dan tata ruang sudah oke,” jelasnya.