Pertumbuhan Industri di Jateng Bakal Untungkan Bisnis Trucking  

Kontraksi usaha tracking capai 60 persen saat pandemik

Semarang, IDN Times - Bisnis layanan jasa pengiriman barang via darat atau trucking terdampak pandemik hingga kontraksi sebesar 60 persen. Kendati demikian, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) optimistis bisnis tersebut akan kembali tumbuh seiring pembangunan kawasan industri dan investasi yang masuk ke Provinsi Jawa Tengah.

1. Usaha truk kena imbas dari pabrik yang berhenti produksi

Pertumbuhan Industri di Jateng Bakal Untungkan Bisnis Trucking  Ketua Umum DPP Aptrindo, Gemilang Tarigan didampingi Ketua DPD Aptrindo Provinsi Jateng dan DIY, Chandra Budiwan (kanan) dan Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Bidang Pengembangan Usaha, Felix Daniel Lawalata memberikan keterangan pada media. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ketua Umum DPP Aptrindo, Gemilang Tarigan mengatakan, usaha truk di awal pandemik semua terkontraksi atau mengalami penurunan. Kondisi itu karena banyak pabrik yang berhenti produksi sehingga berimbas pada usaha truk. 

‘’Seiring berjalan meski masih pandemik usaha ini tertolong dengan banyaknya pengiriman paket belanja online. Ke depan kami semakin optimistis karena ada angin segar bagi usaha trucking khususnya di Jateng, karena iklim investasi di sini lebih kondusif,’’ ungkapnya seusai Musda DPD Aptrindo Jateng dan DIY di Setos Hotel Semarang, Jumat (11/6/2021).

Menurut dia, sektor kawasan industri seperti di Jepara, Kendal dan Batang akan membutuhkan transportasi angkutan barang. Sehingga, ini akan membangkitkan usaha trucking yang sempat terpuruk karena pandemik.

Baca Juga: Diduga Ngantuk, Bus dari Jakarta Seruduk Truk di Gerbang Tol Semarang

2. Aptrindo tunggu pengesahan regulasi JBI dan JBB yang diseragamkan

Pertumbuhan Industri di Jateng Bakal Untungkan Bisnis Trucking  Penindakan truk di Tangerang ( ANTARA FOTO/Fauzan)

"Pada awal pandemik kontraksi capai 60 persen, kemudian berangsur membaik jadi 40 persen. Sedangkan di Jateng, usaha trucking saat pandemik tidak begitu berpengaruh karena di sini iklim usaha juga cukup kondusif,’’ katanya. 

Sementara itu, angin segar yang lain bagi pengusaha truk adalah pemerintah telah menyetujui penyeragaman besaran jumlah berat yang diizinkan (JBI) dengan jumlah berat bruto (JBB). Saat ini Aptrindo sedang menunggu pengesahan regulasi tersebut.

Ketua DPD Aptrindo Jateng dan DIY, Chandra Budiwan mengatakan, Kementerian Perhubungan telah sepakat dengan kebijakan kapasitas daya angkut kendaraan ke depan akan meningkat. JBB akan disamakan dengan JBI. 

‘’Misalnya, kendaraan dengan kapasitas 24 ton juga dapat dimuati sesuai dengan JBI 24 ton, tidak lagi terbentur dengan masalah aturan maupun kondisi jalan di daerah yang akan dilewati truk. Kami berharap regulasi tentang ini dapat segera dikeluarkan," katanya. 

3. Selama ini pengusaha truk terkendala dengan perbedaan aturan tonase daya angkut

Pertumbuhan Industri di Jateng Bakal Untungkan Bisnis Trucking  Ilustrasi (ANTARA FOTO/Fauzan/foc)

Melalui regulasi tersebut, besaran jumlah berat yang diizinkan (JBI) akan sama di seluruh Indonesia sesuai dengan jenis truknya dan tidak berbeda-beda setiap daerah karena menyesuaikan kondisi jalan.

"Sebelumnya sama-sama truknya, tapi tonase daya angkut yang diizinkan berbeda di Kota Semarang dengan yang ada di Jakarta, juga dengan daerah lainnya," tandas Chandra.

Saat ini pengusaha truk yang tergabung dalam Aptrindo secara nasional mencapai 2.500 anggota dengan satu juta armada. Sedangkan, di Jateng dan DIY yang terdaftar sebagai anggota ada 90 perusahaan dengan 1.200 armada. Kemudian, pada hasil Musda tersebut Chandra Budiwan kembali terpilih sebagai Ketua DPD Aptrindro Jawa Tengah dan DIY untuk masa periode tahun 2021-2026.

Baca Juga: Arus Balik Libur Panjang, Polda Jateng Larang Angkutan Berat Masuk Tol

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya