Tersisa 600 Bed, 3 Tempat Isolasi COVID-19 di Semarang Sudah Ditutup 

Masih 584 pasien positif ber-KTP Semarang dirawat

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang menutup tiga tempat isolasi terpusat untuk pasien COVID-19. Upaya ini seiring dengan penurunan kasus COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah.

1. Tiga tempat isolasi COVID-19 ditutup

Tersisa 600 Bed, 3 Tempat Isolasi COVID-19 di Semarang Sudah Ditutup Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya menutup tiga tempat isolasi terpusat mengingat kasus COVID-19 semakin turun selama PPKM Darurat. ‘’Yang pasti ditutup antara lain tempat isolasi terpusat di UIN Walisongo Semarang, Gedung Islamic Centre, dan kawasan Unimus di Wonolopo Mijen,’’ ungkapnya dalam rekaman resmi, Selasa (3/8/2021).

Dengan adanya penutupan tiga tempat isolasi itu, di Kota Semarang hanya tersisa 600 ruang isolasi. ‘’Selanjutnya, kami berencana akan menjemput pasien isolasi mandiri untuk bisa menjalani isolasi terpusat di 600 ruang itu,’’ ujarnya. 

Baca Juga: Catat Lur! Daftar Lengkap 6 Tempat Isolasi COVID-19 di Kota Semarang 

2. Pasien isoman diminta perawatan di tempat isolasi terpusat

Tersisa 600 Bed, 3 Tempat Isolasi COVID-19 di Semarang Sudah Ditutup ilustrasi warga yang isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Upaya tersebut agar pasien positif COVID-19 yang sedang isolasi mandiri bisa mendapatkan penanganan lebih baik di tempat isolasi terpusat. ‘’Kalau di isolasi terpusat kan penanganannya jauh lebih mudah, pemberian obat dan kontrolnya juga tepat. Kemudian saat isolasi mereka tidak menularkan kepada yang sehat," jelas pria yang akrab disapa Hendi.

PPKM Darurat berdampak positif dengan penurunan kasus COVID-19. Adapun, hal itu dipengaruhi oleh sektor non esensial yang menerapkan work from home (WFH) 100 persen.

3. PPKM Darurat berdampak pada penurunan kasus COVID-19

Tersisa 600 Bed, 3 Tempat Isolasi COVID-19 di Semarang Sudah Ditutup Ilustrasi Work From Home (IDN Times/Arief Rahmat)

‘’Kemudian yang esensial dan kritikal juga melaksanakan WFH 50 persen. Sehingga, ini membuat kasus corona di Semarang turun," kata Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam.

Apalagi, kata dia, PPKM Darurat sudah berjalan selama 30 hari, ini efektif untuk menekan kasus COVID-19 di Kota Semarang. ‘’Kalau diamati pada awal PPKM Darurat 3 Juli lalu kasus positif COVID-19 mencapai 6.000 per minggu kini sudah dibawah 1.000 per minggu,’’ tandasnya.

Baca Juga: Isolasi Mandiri, Warga Semarang Meninggal di Rumah, Gejala Susah Nafas

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya