Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang Mengecil

Penjual ramesan dan nasgor kelabakan

Semarang, IDN Times - Sejumlah pedagang nasi di Kota Semarang memilih mengurangi porsi untuk menyiasati semakin mahalnya harga beras yang dijual di pasar tradisional. Para pedagang yang mengurangi porsinya rata-rata berjualan nasi ramesan dan nasi goreng. 

Baca Juga: Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 Ribu

1. Beras yang harga Rp13 ribu rasanya sudah gak enak

Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang MengecilPedagang beras pasar sayur Magrtan yang bekerjasama dengan Bulog

Salah satunya dilakukan oleh Misniati. Ia yang saban hari jualan nasi ramesan di warung Jalan Kawi, Semarang tersebut mengaku kewalahan sejak harga beras melambung tinggi. 

Menurut Misniati, jika biasanya ia kerap membeli beras kualitas medium seharga Rp12 ribu, kini harganya telah naik hingga menyentuh angka Rp15 ribu per kilogram. 

"Lha wong biasanya saya belinya beras yang merek KWT dua belas ribu udah dapat sekilo, sekarang sudah gak boleh kok. Harganya sudah naik jadi Rp13 ribu sekilo. Terus yang beras harga Rp13 ribu sudah naik jadi Rp15 ribu. Kualitasnya juga sangat beda. Kalau beli yang Rp13 ribu, kalau dimasak rasanya gak enak," kata Misniati ketika berbincang dengan IDN Times, Jumat (15/9/2023). 

2. Porsi nasi ramesan dikurangi

Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang Mengecilnasi rames (instagram.com/jogjabikinlaper)

Lebih lanjut lagi, Misniati berkata naiknya harga beras membuat para pelanggannya was-was. Sebab, mereka tak bisa leluasa lagi membeli nasi ramesan yang dijual di warung Misniati karena porsinya yang terpaksa dikurangi. 

Ia berkata kalau biasanya dengan uang Rp10 ribu, pelanggannya sudah bisa mendapatkan seporsi nasi ramesan dengan jumlah banyak. Namun belakangan ini jumlah porsi nasinya dikurangi separuhnya. 

"Terus terang ini kondisinya sangat memberatkan. Jadi kasihan orang-orang yang saban hari makan kemari. Soalnya mereka rata-rata orang proyek semua. Mereka kalau mau nambah nasi, saya musti bilang ya nambah uangnya. Kalau di warung saya, harganya gak dinaikan tapi porsinya ya dikurangi," akunya. 

3. Beras sekarung isi 25 kilo kini harganya Rp40 ribu

Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang MengecilIlustrasi pelabuhan rakyat. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

Ia juga mengatakan semakin mahalnya harga beras juga menyebabkan modalnya jadi menipis. Keuntungannya yang bisa ia simpan sehari, kini berkurang karena harga beras terus mengalami lonjakan setiap hari. 

"Saya kalau beli beras sekarung isi 25 kilo sekarang harganya sudah mahal banget, Mas. Tadinya cuman Rp25 ribu. Sekarang sudah Rp40 ribu," terangnya.

4. Penjual nasgor juga terbebani dengan mahalnya harga beras

Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang MengecilSaipul, penjual nasi goreng yang tengah viral di dunia maya. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sedangkan, seorang penjual nasi goreng yang mangkal di lingkungan kampus Udinus, Mujib mengaku mahalnya harga beras kali ini benar-benar merepotkannya. Selain harus menambah modal, sebagai penjual nasi goreng, ia juga mencari alternatif harga beras yang masih terjangkau. 

"Yang paling repot itu kalau mau beli beras. Sekarang gak ada yang murah. Semuanya mahal. Harga telur memang naik turun. Tapi kalau harga beras saya yakin gak akan normal lagi. Ini kan menyusahkan orang yang jualan nasi goreng kayak saya," keluhnya. 

5. Emak-emak bereaksi

Beras Makin Mahal, Porsi Nasi Rames di Semarang MengecilPedagang beras di pasar tradisional Kota Banjarmasin. Hamdani

Bagi Nur, seorang ibu rumah tangga, harga beras yang terus-menerus naik pasti berdampak besar pada masyarakat menengah kebawah. Karena beras merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan banyak orang setiap hari.

"Orang kalau gak punya duit pasti nyari akal biar tetap bisa makan. Kalau berasnya sudah makin mahal, pasti membebani semua orang," ujar Nur. 

Baca Juga: Beras Bansos di 25 Daerah Jateng Diklaim Punya Kualitas Medium Tanpa Bercak Putih

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya