Kumpul di Lembang Bandung, Para Seniman Nasyid Diminta Lambungkan Lagu Islami

Semarang, IDN Times - Lagu-lagu bergenre Islami selama ini selalu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Saat menggelar rapat koordinasi nasional (rakernas), para seniman yang tergabung dalam Nasyid Nusantara menyatakan komitmennya meneguhkan semangat untuk membesarkan lagu-lagu nasyid.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Aris Kurnianto, Ketua Nasyid Nusantara Pusat ketika rakernas Nasyid Nusantara di Lembang, Bandung Barat.
1. Harus bersemangat membesarkan gema nasyid
Menurutnya, sebagaimana nasyid adalah salah satu sarana tersebut, maka sudah sepantasnya seorang Muslim dengan apa pun pekerjaannya terus bersemangat dalam membesarkan gema-gema nasyid.
"Terlebih lagi bagi para seniman Muslim, seharusnya tak ada lagi alasan untuk tidak bersemangat dalam berkarya melambungkan nasyid di Tanah Air," ungkapnya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Sabtu (27/5/2023).
2. Ada 38 perwakilan nasyid yang ikut rakernas di Lembang
Aris mengutip ungkapan menarik dari Umar Tilmisani yang berbunyi Nahnu duaat qobla kulli syai’in, kita adalah dai sebelum menjadi apa pun. Kalimat tersebut bermakna luar biasa dalam.
Aris mengungkapkan bahwa tugas utama manusia adalah mengajak kepada kebaikan.
Lebih lanjut, tercatat ada 38 perwakilan nasyid seluruh Indonesia turut mengikuti rakernas kali ini. Di antaranya peserta dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut.
Acara rakernas Nasyid Nusantara diadakan tiga hari mulai tanggal 18--20 Mei 2023.
Editor’s picks
3. Teddy Snada pastikan industri film terbuka untuk siapa saja
Sementara itu, untuk hari kedua diadakan seminar hingga konser nasyid. Tak tanggung-tanggung Rakernas Nasyid Nusantara mempertemukan dua pembicara menarik dari dunia film. Masing-masing ialah Abay Adhitya, CEO Teladan Cinema dan seorang aktor bernama Teddy Snada.
Abay Adhitya yang akrab disapa Kang Abay mengajak pemuda untuk bersemangat mengeksplorasi potensi diri.
Sedangkan, Teddy Snada menegaskan bahwa kesempatan untuk menyentuh dunia film dan seni peran terbuka lebar untuk siapapun yang ingin mencoba. Tak terbatas usia maupun latar belakang apapun.
"Oleh karena itu, dunia film bukanlah suatu hal yang terlalu jauh ataupun tak mungkin untuk diselami," jelasnya.
4. Seniman nasyid gak perlu khawatir karyanya dijegal
Acara dilanjutkan dengan Seminar Industri Nasyid Musik Kiwari. Seminar tersebut dipandu langsung oleh salah satu musisi dan aktor berbakat, Teddy Snada.
Seorang Publishing Specialist PT Alfa Pustaka Nada dan Wahana Musik Indonesia (Wami), Balqis Dinda dan Eggie Gustaman sebagai personel Edcoustik dan CEO Musik Positif bergantian berdialog dengan peserta.
Eggie Gustaman meyakinkan jika kini para seniman nasyid tak perlu khawatir karyanya dijegal ataupun dibegal pihak tak bertanggungjawab. Pasalnya, pihak publisher, Wahana Musik Indonesia (Wami), dan Adregator saling bersinergi dalam menjamin lisensi sebuah karya.
Sebab itulah, ia mendorong seluruh pegiat nasyid memaksimalkan potensinya dalam berkarya. Untuk diketahui, Wahana Musik Indonesia sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba yang membantu mengelola lisensi dan royalti seniman. Kabar baik tersebut-pun disambut apresiasi meriah dari seluruh peserta yang hadir offline maupun online melalui video conference Zoom Meeting.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Lagu Nasyid Edcoustic yang Berkesan, Bikin Nostalgia