Waduh! Salatiga Zona Merah, Sehari 50 Warga Positif COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Menjelang perayaan Idulfitri 1442 Hijriyah (H), Kota Salatiga menjadi salah satu wilayah di Jawa Tengah yang masuk dalam zona merah penyebaran COVID-19. Angka penularan virus corona di daerah tersebut melonjak menyusul perilaku warga Salatiga yang lengah setelah proses vaksinasi.
1. Warga Salatiga yang terdeteksi OTG dilarang keluar rumah
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah mengatakan kondisi yang berkembang saat ini dari semula yang hanya 50 orang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam sepekan, jumlahnya justru bertambah jadi 50 orang positif COVID-19 per hari.
Siti mengaku telah mengeluarkan peringatan untuk melarang warganya yang bertatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) supaya tidak keluyuran keluar rumah.
"Yang lagi isolasi mandiri gak boleh keluar rumah. Terus warga yang diketahui OTG tapi punya daya imun yang kuat, hanya dibutuhkan waktu lima hari, maksimal tujuh hari isolasi untuk memastikan bahwa dia sudah negatif COVID-19," ujar Siti, Minggu (9/5/2021).
Baca Juga: Memperkuat Keberagaman Saat Ramadan: 39 Etnis di Salatiga Hidup Rukun
2. Salatiga dan Semarang jadi zona merah di Jawa Tengah
Dengan melonjaknya angka COVID-19 tersebut, Siti merasa bersalah kepada seluruh pihak atas kondisi yang terjadi di Salatiga mengingat saat ini terpuruk ke zona merah.
Ia kecewa lantaran beberapa waktu lalu wilayahnya pernah berada di titik terbaik secara nasional. Terutama dengan angka kesembuhan terbaik, kasus aktif terkecil, dan kematian paling sedikit.
Bagi Siti, dengan segala capaian yang terbaik menjadikan warga Salatiga lengah. Terlebih lagi, kini dari 35 kabupaten/kota hanya Kota Salatiga dan Kota Semarang yang berstatus zona merah virus corona.
Editor’s picks
"Kemarin satu minggu, kasusnya 50 orang terkonfirmasi COVID-19. Sekarang, sehari saja sudah 50 orang yang aktif. Saya mohon kita bekerja sama. Saya tidak mendapatkan apa-apa selain ibadah, sehingga jika ada yang mengatakan Kepala DKK dapat insentif itu tidak sama sekali," akunya.
3. Satpol PP diperintahkan giat keliling ke kampung
Senada, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto menyatakan masyarakat larut dalam eurofia berlebihan sehingga banyak yang lengah dan melonggarkan protokol kesehatan.
Ia memerintahkan petugas Satpol PP wajib berpatroli hingga H+7 guna memperketat pemantauan di semua kampung.
"Kalau memang seluruh wilayah di Salatiga merah, ya sampaikan merah. Jika hijau, sampaikan saja hijau tidak usah ditutup-tutupi. Ini bukan bentuk kepanikan, tetapi bentuk transparansi supaya masyarakat tahu," paparnya.
4. Pasar tiban dan pasar pagi ditutup sementara
Ihwal kondisi Kota Salatiga yang berada di zona merah, pihaknya mengimbau kepada warga untuk tidak panik. Pihaknya akan memberikan solusi, siap siaga atas setiap kejadian di masyarakat.
Pihaknya menutup pasar tiban di Jalan Lingkar Salatiga (JLS) dan melarang semua pedagang berjualan di lokasi pasar pagi.
"Pasar tiban di JLS agar ditutup dulu karena situasinya sedang tidak memungkinkan, begitu pula dengan Kolam Renang Kalitaman," pungkasnya.
Baca Juga: Cegat Pemudik, Wali Kota Salatiga Bikin Posko Karantina, Ini Aturannya