2 Jembatan di Sungai Bengawan Solo Ditutup, Warga Pakai Sasak

Jadi jembatan alternatif warga

Surakarta, IDN Times - Dua jembatan utama yang melintasi Sungai Bengawan Solo, yakni jembatan Jurug B dan jembatan Mojo, direnovasi. Kedua jembatan tersebut ditutup selama proses pembangunan.

1. Akses utama keluar masuk Kota Solo

2 Jembatan di Sungai Bengawan Solo Ditutup, Warga Pakai SasakJembatan Mojo, Solo ditutup dalam proses pembangunan. (IDN Times/Larasati Rey)

Dua jembatan tersebut menjadi akses utama warga masuk ke Kota Solo dari sisi Timur, yakni Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

Warga yang biasanya bekerja di Solo, terpaksa harus memutar arah lebih jauh, selama pembangunan jembatan.

Untuk diketahui, Jembatan Jurug B dibangun mulai 18 September 2022 dan akan selesai pada tanggal 5 Agustus 2023. Sedangkan jembatan Mojo, proses pembangunan berlangsung 26 September 2022 hingga 30 November 2022.

2. Jembatan sasak jadi jalan alternatif

2 Jembatan di Sungai Bengawan Solo Ditutup, Warga Pakai SasakJembatan sasak yang melintasi Sungai Bengawan Solo di Mojo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Dampak penutupan dua jembatan tersebut, jembatan alternatif yang terbuat dari bambu atau disebut sasak di Kampung Sewu, Solo menjadi pilihan warga. Dari pantauan IDN Times, jembatan yang dibangun di atas tong tersebut membentang sekitar 50 meter melintasi sungai Bengawan Solo.

Saat melintas, warga wajib berhati-hati, karena jembatan tersebut mudah bergoyang ketika arus sungai deras. Sejumlah penjaga dari warga setempat sigap membantu para warga yang takut melintasi jembatan, khusus para perempuan yang mengendarai sepeda motor.

Apalagi, jembatan itu selalu ramai dilintasi warga terutama saat Pagi dan Sore hari saat aktivitas masuk dan pulang kerja.

3. Dibangun dari dana swadaya warga

2 Jembatan di Sungai Bengawan Solo Ditutup, Warga Pakai SasakPetugas jaga membantu mendorong motor yang mogok di Jemabatan sasak Mojo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Jembatan tersebut sengaja dibangun untuk mengakomodir warga pengguna motor dan pejalan kaki untuk menyeberangi sungai Bengawan Solo.

Salah satu penjaga jembatan, Mendung (46) mengatakan, pembuatan jembatan menggunakan dana swadaya warga setempat. Pihaknya tidak menetapkan tarif khusus untuk warga yang melintas. Namun, sering kali warga yang melintas memberikan uang seikhlasnya. Tak hanya itu, ia selalu meminta warga untuk berhati-hati ketika melintasi jembatan sasak karena kurang lengkapnya pengamanan.

"Jembatan sasak kita bangun dengan dana swadaya. Nanti, kalau airnya besar kita ganti dengan perahu," katanya.

Beberapa warga mengaku dilema melewati Jembatan Sesek, karena struktur badan jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu. Beberapa lainnya justru memilih jam-jam lalu lintas yang tak padat, terlebih jam berangkat dan pulang kerja atau sekolah.

4. Warga tak punya pilihan lain

2 Jembatan di Sungai Bengawan Solo Ditutup, Warga Pakai SasakJembatan sasak yang melintasi Sungai Bengawan Solo di Mojo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Salah seorang warga asal Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Enggar (35) mengaku, adanya baru menjajal jembatan sasak sebagai alternatif bekerja setiap hari. Meski berbahaya, ia tak punya pilihan lagi, terlebih jalan alternatif yang lain terlalu jauh dari lokasi tempat kerjanya.

"Ya bahaya juga sih, di tengah itu goyang-goyang kalau dilewati, harus ekstra hati-hati terutama bagi yang boncengan atau bawa anak," katanya.

Sementara itu, salah seorang warga Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rieke (27) mengatakan, jembatan sasak jadi pilihan alternatif baginya selama perbaikan dua jembatan utama. Ia harus merogoh kocek Rp2000 untuk diberikan kepada petugas yang menyediakan jembatan tersebut.

"Ya pilih sini terus, mau gimana lagi (gak ada pilihan)," ungkapnya.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya