Impor Disetop, Harga Bawang Putih di Pasar Solo Melonjak 100 persen

Dampak penyebaran virus corona

Solo, IDN Times - Adanya penyetopan impor pangan dari China membuat harga sejumlah bahan pangan melonjak. Komoditas yang mengalami lonjakan signifikan akibat adanya penyetopan impor dari Pemerintah adalah bawang putih. Kenaikan komoditas tersebut di pasar tradisional mencapai 100 persen.

Penyetopan impor tersebut akibat semakin meluasnya wabah virus korona di China.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Harga Bawang Putih  Melonjak Jadi Rp50 Ribu

1. Kenaikan bawang hingga dua kali lipat

Impor Disetop, Harga Bawang Putih di Pasar Solo Melonjak 100 persenIlustrasi pedaganh bumbu bawang putih. IDN Times/Larasati Rey

Dari pantauan harga bawang putih impor di sejumlah pasar tradisional di Kota Solo, seperti Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Nusukan menunjukan kenaikan tajam.

Dari catatan di Pasar Gede, harga bawang putih jenis kating senilai Rp 60.000 per kg, di Pasar Nusukan Rp 50.000 per kg, dan di Pasar Legi senilai Rp 48.000 untuk harga kulakan.

Padahal beberapa hari sebelumnya, harga eceran bawang putih impor di Pasar Legi hanya Rp 30.000 per kg untuk jenis kating dan Rp 26.000 per kg untuk bawang putih sinco.

2. Pasokan bawang putih berkurang

Impor Disetop, Harga Bawang Putih di Pasar Solo Melonjak 100 persenSeorang pedagang saat mengecek bawang putih yang tersimpan di gudangnya. IDN Times/Fariz Fardianto

Selain harga yang melonjak tinggi dari distributor, sejumlah pedagang mengaku pasokan bawang putih mulai berkurang. Pengurang pasokan bisa mencapai 50 kwintal per harinya, mulai dari 150 kwintal menjadi 100 kwintal. Hal ini juga menjadi penyebab kelangkaan bawang putih, sehingga pedagang tidak bisa mengoptimalkan permintaan dari pembeli.

"Ya karena pasokan menurun kita jadi tidak bisa optimal jualnya," ujar Suwarni (45), pedagang Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Selasa (4/2).

3. 95 persen bawang putih berasal dari China

Impor Disetop, Harga Bawang Putih di Pasar Solo Melonjak 100 persenIDN Times/Larasati Rey

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo mengatakan jika 95 persen pasokan bawang putih di Indonesia berasal dari China. Hal ini disebabkan karena produksi bawang putih di tanah air belum bisa memenuhi kebutuhakan stok di tanah air.

“95 persen bawang putih masih dari luar. Meski kita sudah menciptakan bibit-bibit dan penanaman bawang putih lokal namun itu belum bisa memenuhi stok,” ujar Wakil TPID sekaligus Kepala KPw Bank Indonesia Solo, Bambang Pramono tersebut.

Pemerintah saat ini masih mencari negara lain untuk dijadikan alternatif impor bawang putih ke Indonesia.

Baca Juga: Harga Bawang Putih Impor di Kudus Naik Jadi Rp50 Ribu Perkilo

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya