Nakes Kewalahan, Kapasitas Bed Perawatan COVID-19 di Solo Kian Tipis 

Minta daerah sekitar sediakan bed sesuai jumlah penduduk

Solo, IDN Times - Pertambahan kasus baru COVID-19 di Kota Solo belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, justru kasus tersebut kian merebak dan menyasar kalangan keluarga dan perkantoran. Setiap hari, penambahan kasus COVID-19 berada di kirasan belasan.

Baca Juga: PSBB Jakarta Operasional Bus di Solo Anjlok Hingga 70 Persen

1. Total ada 576 kasus, 25 kasus diantaranya meninggal dunia

Nakes Kewalahan, Kapasitas Bed Perawatan COVID-19 di Solo Kian Tipis Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani mengatakan dari data yang masuk pada Rabu (16/9/20) hingga Jumat (16/9/20), penambahan jumlah kasus COVID-19 rata-rata berkisar 10 hingga 17 kasus perharinya. Jumlah tersebut, tergolong tinggi banyak dari mereka ditemukan melalui hasil uji swab secara mandiri maupaun adanya pasien yang naik kelas, dari suspect menjadi positif COVID-19.

"Dari Rabu kemarin diketahui dari hasil swab mandiri, dan lainnya pasien suspek naik kelas. Begitu juga hari Kamis dari swab mandiri dan suspek naik kelas," ujar Ahyani Jumat (18/9/20).

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Solo, jumlah kumulatif kasus tercatat sebanyak 576 orang. Perinciannya, 73 orang isolasi mandiri, 37 orang rawat inap, 441 orang sembuh, dan 25 meninggal dunia.

Sedangkan untuk pasien suspek mencapai 1.151 orang. Dengan rincian 17 orang dirawat, 1.079 discard dan 55 orang meninggal dunia.

2. Kluster keluarga dan perkantoran mendominasi

Nakes Kewalahan, Kapasitas Bed Perawatan COVID-19 di Solo Kian Tipis Ilustrasi RSUD dr Moewarni. IDN Times/Larasati Rey

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK), Siti Wahyuningsih mengatakan ada trend baru dalam kluster COVID-19, dimana pertambahan kasus akhir-akhir ini banyak di dominasi pada kluster keluarga dan kantor, seperti pada kluster di Manahan, dan yang terbaru kluster di kantor Kelurahan Gilingan, yang mana satu pegawai kantor kelurahan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19. Adanya peristiwa tersebut, kantor Kelurahan Gilingan ditutup sepekan.

"Tambahan cukup banyak, apalagi ini dari pasien suspek yang naik kelas. Biasanya bawa ekor. Kami pernah mendapati satu kasus bawa ekor belasan. Ada pula yang sampai lintas keluarga. Makanya kami benar-benar memasang mata untuk kasus pasien suspek yang naik kelas jadi konfirmasi positif,"jelas wanita yang akrab disapa Ning tersebut.

3. Sebanyak 80 persen nakes kewalahan

Nakes Kewalahan, Kapasitas Bed Perawatan COVID-19 di Solo Kian Tipis Ilustrasi penanganan virus corona di RSUD Dr Moewardi, Solo. IDN Times/Larasati Rey

Lebih lanjut, Ning mengungkapkan kian banyaknya penambahan kasus COVID-19 tersebut membuat lebih dari 80 persen tenaga kesehatan (nakes) kewalahan. Ia mengungkapkan jika rumah sakit di Solo tidak hanya melayani pasien dari warga lokal saja, melainkan warga luar kota Solo yang dirawat di Solo.

Menurutnya, sudah hampir enam bulan nakes menangani pasien COVID-19 yang tak kunjung usai, jika dibiarkan ia khawatir banyak nakes yang akan mengalami depresi karena terlalu lama menangani pasien COVID-19.

"Saya berharap angka COVID-19 begini saja, tidak tambah lagi. Kabupaten sekitar harus menyediakan bed rumah sakit sesuai penduduknya. Kalau nggak, bikin rumah sakit darurat," ungkapnya.

Ning mengatakan jika kapasitas tempat tidur di rumah sakit Solo kian menipis, dari 320 bed yang disediakan, sebanyak 140 bed sudah terisi.

Selain merawat pasien dari Solo, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Solo juga merawat pasien-pasien dari wilayah sekitarnya seperti Boyolali, Sukoharjo, dan wilayah-wilayah lainnya yang berdekatan.

Baca Juga: Anggaran COVID-19 Pemkot Solo Menipis Sementara Kasus Corona Melonjak

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya