Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

251 Orang Diduga Keracunan MBG, Bupati Sragen Bentuk Krisis Center

Ilustrasi makan bergizi gratis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi makan bergizi gratis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • 251 siswa SD dan SMP di Gemolong, Sragen diduga keracunan massal setelah mengonsumsi MBG.
  • Bupati Sragen membentuk krisis center dan menghentikan kegiatan MBG selama 2 hari untuk investigasi.
  • Pemkab Sragen fokus pada pengobatan siswa, membuat krisis center, dan mengirim sampel makanan ke laboratorium di Semarang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sragen, IDN Times - Sebanyak 251 orang siswa SD dan SMP di Gemolong, Sragen mengalami keracunan massal diduga setelah mengkonsusi MBG (makan bergizi gratis). Bupati Sragen Sigit Pamungkas langsung mendatangi sejumlah sekolah SD dan SMP yang terdapat korban keracunan Bupati juga mengecek lokasi dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong 1, tempat makanan tersebut diproduksi.

"Kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa di SD dan SMP di Gemolong yang merasakan mual, merasakan sakit perut yang melilit atau ada yang muntah. Yang intinya ada dugaan keracunan. Nah, kita per data hari ini yang melaporkan kena dugaan keracunan tadi ada 251 orang," ucap Sigit.

Bupati langsung menghentikan kegiatan MBG dari SPPG Mitra Mandiri 1 selama dua hari untuk dilakukan investigasi pengamatan gejala. Pemkab Sragen juga fokus untuk pengobatan siswa-siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi MBG. Selain itu pemerintah Kabupaten Sragen juga membuat krisis center dengan menyiagakan Puskesmas 24 jam.

Bupati memastikan korban dugaan keracunan makanan MBG kondisinya saat ini dari pantauan tidak ada yang rawat inap di fasilitas layanan kesehatan.

"Semua baik, ada yang sudah minum obat, ada yang belum. Tapi kondisinya baik mereka sampai dengan hari ini," ujar Bupati. Siswa juga diliburkan untuk memulihkan kesehatan mereka

Pemkab Sragen juga mengirim sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk dicek laboratorium di Semarang. "Kita sedang mengirim sampel makanan ke lab di Semarang. Nah, kita harus menunggu hasilnya beberapa waktu nanti," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us