Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Alasan Jumenengan Mangkunegara X di Solo Diadakan Lebih Singkat

Tarian Bedhaya Anglir Mendung di Pura Mangkunegaran. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Acara Tingalan Jumenengan Dalem dihadiri sejumlah menteri dan tokoh terkemuka, serta artis ternama.
  • Tingalan Jumenengan berlangsung lebih singkat dari biasanya, namun tetap menghadirkan tarian sakral Bedhaya Anglir Mendung.
  • KGPAA Mangkunegara X juga meluncurkan edisi pertama Mangkunegaran Night Market yang berlangsung selama 7-8 Februari 2025.

Surakarta, IDN Times - Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih menghadiri acara Tingalan Jumenengan Dalem dalam rangka memperingati tiga tahun bertahtanya Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng (SIJ) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAΑ) Mangkunegara X, Jumat (7/2/2025).

Selain itu terlihat juga Wakil Ketua MPR dan anggota DPR RI hadir dalam acara adat yang digelar tahunan tersebut.

1. Sejumlah menteri dan artis hadir

Wamenristekdikti Stella Christy hadir di acara Tinggalan Jumenengan KGPAA Mangkunegara X. (IDN Times/Larasati Rey)

Dari pantauan IDN Times, sejumlah meteri yang hadir di antaranya Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Doddy Hanggodo, Wakil Ketua MPR RI Bambang Wuryanto, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Stella Christie, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha.

Hadir pula sejumlah penyanyi dan artis yang hadir, yakni Ahmad Dhani, Mulan Jamela, serta Sherina Munaf. Lalu juga ada fotografer Darwis Triadi.

Selain itu, terlihat Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa, Wali Kota Surakarta dan Wakil Wali Kota Surakarta terpilih Respati Ardi-Astrid Widayani.

Berbeda dari Tingalan Jumenengan kali ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan durasi waktu lebih pendek, yakni mulai pukul 09.00--11.30 WIB, karena bertepatan di hari Jumat.

Kendati digelar lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, prosesi Tinggalan Jumenengan yang menampilkan  tarian sakral Bedhaya Anglir Mendung berlangsung kekhidmatan.

2. Tarian Bedhaya Anglir Mendung

Tarian Bedhaya Anglir Mendung di Pura Mangkunegaran. (IDN Times/Larasati Rey)

Puncak acara Tinggalan Jumenengan ditandai dengan adanya tarian yang dibawakan oleh tujuh orang penari perempuan dengan diiringi oleh Gendhing Anglir Mendhung. Para penari berbusana dodot ageng atau basahan. Mereka juga membawa busur dan anak panah sebagai simbol perjuangan di masa lalu.

Tarian Bedhaya Anglir Mendung berlangsung selama 45 menit, menceritakan peperangan antara RM Said atau Mangkunegara I atau juga dikenal dengan Pangeran Sambernyawa melawan Belanda.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengucapkan selamat kepada KGPAA Mangkunegara X yang selama ini telah mendukung kegiatan warisan budaya. Ia berharap kegiatan kebudayaan tersebut bisa terus dilestarikan secara turun temurun.

“Ya ini kan sebuah peristiwa kebudayaan, tentu kita mengucapkan selamat kepada Kanjeng Gusti Panggeran Adiapati Mangkunegara X. Jadi kita sangat mendukung kegiatan yang merupakan warisan tradisi budaya yang selama ini sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya kita,” ujarnya.

“Dan dengan adanya peristiwa budaya seperti ini kita bisa menyaksikan termasuk tadi tari-tari yang sangat jarang, sangat langka dan kita berharap budaya seperti ini bisa lestari terutama juga turun temurun, transformasi nilai-nilai budayanya pada generasi penerus,” imbuh Fadli Zon.

3. Sejarah Tinggalan Jumenengan

Tarian Bedhaya Anglir Mendung di Pura Mangkunegaran. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Ketua Pelaksana Tingalan Jumenengan Dalem Kaping 3, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo mengatakan Tingalan Jumenengan menjadi bentuk syukur atas telah berjalanannya kepemimpinan Mangkunegara secara baik. Pada kesempatan yang sama, Puro Mangkunegaran juga meluncurkan edisi pertama Mangkunegaran Night Market secara khusus yang digelar pada 7-8 Februari 2025, pukul 15.00 22.00 WIB. Mangkunegaran Night Market menghadirkan berbagai stan kuliner, fesyen, cinderamata, dan aktivitas dari berbagai komunitas di Kota Solo.

"Juga menjadi penanda tahun kepemimpinan KGPAA Mangkunegara X yang baru dengan harapan menjadi makin baik dan lebih memberikan manfaat bagi masyarakat luas," tutur Gusti Sura, sapaan karibnya, dalam keterangannya kepada wartawan.

Di tahun JE 1958 dalam penanggalan Jawa, Mangkunegaran menetapkan sengkalan atau kronogram "Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad" sebagai penanda tahun. Sengkalan "Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad memiliki makna mendalam, yaitu "Gajah Agung, Penjaga Gerbang Dunia". 

Frasa itu menggambarkan peran gajah sebagai penjaga dan pelindung, yang selaras dengan figur Malekat Lindhu dalam tradisi Mangkunegaran. Sebagai simbol penolak bala dan pengusir rintangan, Malekat Lindhu tidak hanya merepresentasikan upaya Mangkunegaran untuk melindungi dan memelihara harmoni, tetapi juga mencerminkan keberanian dan kebijaksanaan dalam membuka jalan menuju masa depan, sesuai dengan visi Culture Future.

Culture Future merupakan visi yang dibawa oleh Mangkunegara X untuk melakukan pengembangan nilai-nilai budaya berdasarkan catatan sejarah yang disesuaikan dengan kehidupan hari ini melalui penggalian akar budaya, pendekatan revitalisasi, pengelolaan, dan perawatan warisan budaya di Mangkunegaran, dengan tujuan agar dapat dihidupi oleh masyarakat luas dan memberikan manfaat yang signifikan di masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
Larasati Rey
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us