Densus 88 Sarankan Para Santri Cegah Radikalisme Dengan Bijak

- Densus 88 mendorong ponpes dan santri untuk melawan radikalisme dan terorisme
- Pesantren diharapkan menjadi benteng ideologi yang mendukung NKRI
- Kegiatan seminar dihadiri 200 pengajar, eks anggota Jamaah Islamiyah juga berbagi pengalaman
Semarang, IDN Times - Densus 88 Anti Teror Polri mendorong pondok pesantren (ponpes) dan para santri untuk terlibat aktif menanggulangi paham radikalisme yang ada saat ini.
Dorongan itu muncul dalam seminar kebangsaan dengan tema Meningkatkan Ukhuwah Islamiah di lingkungan Pondok Pesantren dalam rangka melawan Pemahaman Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di Aula Pondok Pesantren Islam Baitussalam, Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
1. Santri diharapkan jadi duta perubahan yang paham ideologi yang berkembang

AKBP Goentoro Wisnu Tj, perwakilan Densus 88 AT Polri menekankan pentingnya peran ponpes dalam melawan radikalisme dan teroris.
"Diharapkan para santri dapat menjadi duta perubahan yang memahami ideologi yang berkembang di masyarakat dan dapat menanggulangi paham radikalisme dan terorisme dengan bijak," katanya.
Selain itu pihaknya juga memaparkan sejarah terorisme di Indonesia, peran radikalisme dalam mengancam stabilitas negara, dan langkah-langkah pencegahan.
Pihaknya juga menegaskan pentingnya peran masyarakat, termasuk pesantren, dalam mendeteksi potensi ancaman di lingkungannya.
2. Polrestabes Semarang: Pesantren harus aktif jadi benteng ideologi

Kasatbinmas Polrestabes Semarang, AKBP Ana Maria Retnowati menjelaskan seminar kali ini menggandeng Ponpes Baitussalam Mijen sebagai mitra strategis dalam program deradikalisasi.
Pesantren diharapkan berperan aktif sebagai benteng ideologi yang mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam rangka memperkuat sinergitas Polri dengan Potmas, juga perlu dilakukan optimalisasi peran dan fungsi Polri dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan dan keselamatan masyarakat.
"Dengan demikian dapat membantu memperkuat ideologi Pancasila dan meningkatkan keamanan dan keselamatan masyarakat," paparnya.
3. Ideologi Pancasila bisa ciptakan kemakmuran merata

Kepala Kemenag Kota Semarang, Muhtasit, mengatakan bahwa dengan mengembangkan ideologi Pancasila kita dapat mencapai keadilan dan kemakmuran yang lebih merata dan berkelanjutan.
Ustaz Hadi Masykur, seorang eks anggota Jamaah Islamiyah berkata dirinya berbagi pengalaman dan mengajak peserta untuk menjadikan perbedaan merupakan sebuah keniscayaan. Yang artinya adalah salah satu prinsip penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Kegiatan seminar ini diikuti 200 pengajar perwakilan dari masing-masing sekolah Kota Semarang.
4. Ponpes Baitussalam Mijen didik santri yang nasionalis

Sedangkan, Kiai Musthofa Pembina Yayasan Ponpes Islam Baitussalam Mijen Kota Semarang menegaskan komitmennya dalam mendidik generasi santri yang tidak hanya religius tetapi juga nasionalis.
Ia menyampaikan apresiasi perhatian Densus 88 dan Pemkot Semarang terhadap penguatan wawasan kebangsaan di kalangan pengajar dari masing-masing perwakilan sekolah Se Kota Semarang.