Dewan Pers Panggil Wartawan CNN Indonesia Terkait Kasus Penembakan GRO

Semarang, IDN Times - Dewan Pers turut turun tangan dalam kasus penembakan siswa SMK Negeri 4 Semarang berinisial GRO oleh polisi. Yakni, akan memanggil wartawan CNN Indonesia yang diduga terlibat rekayasa laporan kepolisian terkait kasus tersebut.
1. Dewan Pers akan panggil wartawan CNN

Selain itu, Dewan Pers sekaligus juga memanggil manajemen CNN Indonesia yang menjadi tempat kerja wartawan tersebut.
Pemanggilan ini dilakukan untuk meminta penjelasan adanya berita tentang dugaan keterlibatan wartawan dalam kasus yang mengakibatkan tewasnya siswa berusia 17 tahun itu serta dua temannya yang mengalami luka tembak.
“Kami dari Dewan Pers akan meminta keterangan manajemen CNN Indonesia dan juga wartawan bersangkutan untuk klarifikasi,” kata Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu dalam keterangan resmi, Rabu (4/12/2024).
Adapun, terkait kapan proses pemanggilannya, akan dilakukan koordinasi lebih lanjut. Sebab secara informal, CNN Indonesia menyampaikan sedang dalam proses investigasi internal untuk menyiapkan seluruh informasi yang bisa disampaikan ke publik.
2. Dewan Pers ingin melakukan klarifikasi

Upaya ini dilakukan Dewan Pers karena setiap wartawan dan media pers di Indonesia dalam menjalankan tugas terikat dengan UU 40/1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Menurut Ninik, hal itu akan ditekankan saat proses klarifikasi agar jelas permasalahannya sebelum Dewan Pers mengambil keputusan.
‘’Karena dalam pemberitaan kasus itu disebut-sebut ada rekayasa oleh wartawan bekerja sama dengan polisi terduga pelaku penembakan siswa, maka Dewan Pers memberikan atensi penuh,’’ ujarnya.
Sementara itu, kasus penembakan polisi terhadap siswa SMK Negeri 4 Semarang itu terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari. Sehingga, mengakibatkan satu siswa meninggal dan dua lainnya mengalami luka tembak.
3. Ada dugaan rekayasa yang melibatkan wartawan dan polisi

Semula diberitakan penembakan itu dipicu adanya pertikaian atau tawuran antar geng. Polisi dilaporkan melerai tawuran dan terdesak sehingga terpaksa menembak korban.
Namun ternyata terungkap, bahwa peristiwanya tidak seperti itu. Hal ini dinyatakan langsung oleh jajaran Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah, bahwa penembakan itu tidak ada kaitannya dengan upaya membubarkan tawuran. Oknum polisi itu menembak siswa tersebut karena kendaraannya diserempet.
Ada dugaan rekayasa laporan polisi yang sudah dipublikasikan. Rekayasa diduga melibatkan seorang wartawan yang membantu polisi menyusun skenario tersebut.
Dewan Pers mendukung langkah Polri yang terbuka dalam penyelesaian kasus tersebut. Upaya Polri untuk tidak menutup-nutupi dan memaparkan apa adanya peristiwa tersebut patut mendapat apresiasi.