Peringatan BMKG: Hujan Lebat Berpotensi di Jateng Bagian Selatan Sepanjang November

- Potensi hujan lebat hingga sangat lebat di Jateng bagian selatan sepanjang November 2025.
- Curah hujan di Cilacap dan Banyumas pada November 2025 berkisar 300-500 mm per bulan, termasuk kategori tinggi hingga sangat tinggi.
- Penyebab curah hujan tinggi dipengaruhi tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera, siklon tropis Fung Wong di Laut Filipina, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) fase 5.
Cilacap, IDN Times - Potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan masih akan melanda wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan sepanjang November 2025.
Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo memperingatkan kepada masyarakat untuk waspada dan berhati-hati, pasalnya tren peningkatan curah hujan sudah terlihat sejak Mei 2025 dan terus meningkat hingga Oktober 2025.
“Secara umum sifat curah hujan berada di atas normal, kecuali Juli 2025 yang di bawah normal. Bahkan pada Agustus, yang seharusnya puncak musim kemarau, justru meningkat hingga hampir 600 persen dari normalnya yang sebesar 57 milimeter, karena tercatat mencapai 309 milimeter,” katanya melansir dari Antara.
Berdasarkan prakiraan, curah hujan di Cilacap dan Banyumas pada November 2025 berkisar 300 milimeter hingga lebih dari 500 milimeter per bulan, termasuk kategori tinggi hingga sangat tinggi.
Wilayah Cilacap bagian selatan dan timur, seperti Karangpucung, Gandrungmangu bagian utara, Bantarsari bagian utara, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, Jeruklegi, Kesugihan, Sampang, Maos, Adipala, Kroya, Binangun, dan Nusawungu, berpotensi mengalami hujan sangat tinggi.
Sementara di Kabupaten Banyumas, hampir seluruh wilayah diperkirakan mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan sifat curah hujan normal hingga di atas normal.
Teguh mengatakan hujan lebat sudah terpantau terjadi di Cilacap dan Banyumas pada 9-10 November 2025. “Curah hujan di wilayah barat Cilacap seperti Majenang mencapai 80 milimeter, Cimanggu 77 milimeter, dan Dayeuhluhur 73 milimeter, yang mengakibatkan tanah longsor di Karangpucung,” katanya.
Sementara pada 10 November, kata dia, intensitas hujan meningkat dengan curah 102 milimeter di Cipari, 98 milimeter di Karangpucung, dan 78 milimeter di Cimanggu. Ia mengatakan kondisi tersebut tergolong hujan lebat hingga sangat lebat.
“Pantauan di Banyumas juga menunjukkan kondisi serupa. Pada 9 November, curah hujan mencapai 80 milimeter di Banteran dan Sumpiuh, 79 milimeter di Klapagading, dan 77 milimeter di Rawalo,” katanya.
Selanjutnya pada 10 November, kata dia, hujan lebat kembali terjadi dengan intensitas 100 milimeter di Gumelar dan 87 milimeter di Kebun Darmakradenan..
Menurut dia, penyebab curah hujan tinggi kali ini dipengaruhi tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera, siklon tropis Fung Wong di Laut Filipina, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) fase 5 yang meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian selatan.
“Ke depan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat masih akan terus terjadi terutama pada siang hingga malam hari,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang selama bulan November 2025.
“Koordinasi lintas sektor sangat diperlukan untuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem agar risiko bencana dapat diminimalkan,” kata Teguh menegaskan.

















