Demo Pati: Polisi Tangkap 11 Pendemo, Korban Luka Mencapai 34 Orang

- Pengamanan dilakukan oleh anggota Polres Pati dengan dukungan personel dari Polda Jateng dan polres jajaran di sekitar wilayah Pati.
- Polisi memastikan tidak ada korban meninggal dunia, namun terdapat 34 orang yang mengalami luka-luka akibat kericuhan tersebut.
- Penggunaan gas air mata untuk pembubaran massa aksi diklaim sudah sesuai prosedur, dan polisi akan terus patroli agar situasi tetap aman.
Pati, IDN Times – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mengatakan situasi Kota Pati sudah kondusif setelah kericuhan dalam unjuk rasa yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur, Rabu (13/8/2025). Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi pecah lantaran keinginan massa untuk bertemu Sudewo tak terpenuhi.
Dari pantauan IDN Times di lokasi, demonstrasi menuntut Sudewo lengser awalnya berjalan aman. Massa meminta Sudewo keluar dari kantor bupati, namun hingga pukul 11.00 WIB bupati tak kunjung keluar. Sekitar pukul 11.15 massa mulai mendorong pintu pagar kantor bupati, massa juga melemparkan air mineral ke dalam halaman kantor bupati yang telah dijaga aparat dari kepolisian.
1. Pengamanan oleh anggota Polres Pati dengan dukungan personel dari Polda Jateng

Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto menjelaskan, pengamanan aksi dilakukan oleh Polres Pati dengan dukungan personel dari Polda Jateng dan polres jajaran di sekitar wilayah Pati.
“Alhamdulillah, sejak pagi aksi unjuk rasa berjalan dengan baik. Namun, menjelang siang hari muncul kelompok lain yang bersifat anarkis, melempar air mineral, batu, tongkat, dan buah busuk ke arah petugas. Situasi pun eskalatif dan kacau,” ujarnya saat konferensi pers di Pati.
Menurut Artanto, polisi telah memberikan imbauan persuasif agar massa menghentikan tindakan anarkis, namun tidak diindahkan.
“Massa tidak mau mematuhi perintah, sehingga kami mendorong keluar dan memecah aksi. Sekitar pukul 15.30 WIB situasi sudah kondusif,” tegasnya.
Selanjutnya, polisi kemudian berpatroli skala besar di sekitar lokasi aksi untuk memastikan keamanan di seluruh wilayah Pati.
2. Polisi pastikan tidak ada korban meninggal dunia

Artanto menambahkan, sebanyak 11 orang yang diduga sebagai provokator diamankan untuk pendataan dan pemeriksaan oleh tim reserse. Kericuhan juga mengakibatkan pembakaran satu unit mobil provost milik Polres Grobogan.
“Kasus pembakaran ini akan kami telusuri dan selidiki lebih lanjut,” kata Artanto.
Kerusuhan tersebut, imbuhnya, juga menimbulkan korban dari kedua belah pihak. Artanto mencatat terdapat 34 orang mengalami luka-luka, yang terdiri dari 27 warga dan 7 anggota Polri.
“Rata-rata korban mengalami luka lebam, robek di kulit kepala, dan sesak napas akibat gas air mata. Tidak ada korban meninggal dunia, itu sudah kami telusuri dan hasilnya nihil,” jelasnya.
Seluruh korban dirawat di RSUD Soewondo Pati, sebagian telah dipulangkan.
3. Polisi: Penggunaan gas air mata sudah sesuai SOP

Artanto menambahkan, penggunaan gas air mata untuk pembubaran massa aksi diklaim juga sudah sesuai prosedur.
“SOP kami jelas. Dari awal kami sudah mengimbau agar tidak anarkis. Water cannon digunakan terlebih dahulu, dan gas air mata dikeluarkan sifatnya sementara dan tidak berbahaya,” tambahnya.
Ia mengimbau masyarakat kembali ke rumah masing-masing dan tidak berkumpul untuk mencegah provokasi lanjutan.
“Kami akan terus patroli agar situasi Pati tetap aman dan masyarakat bisa kembali beraktivitas normal,” tutup Artanto.