8 UKM Furnitur Jateng Tembus Pasar Belgia, Ini Produknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Delapan produk usaha kecil dan menengah (UKM) dari Jawa Tengah berhasil menembus pasar Belgia. Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah bersama Bank Indonesia melepas kontainer produk furnitur dan home dekor tersebut di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (29/10/2021).
1. Jateng kirim 393 unit produk untuk ekspor
Ekspor produk UKM furniture ke Belgia yang merupakan program Badan Promosi dan Pemasaran Indonesia - Belgia - Codesign Hub itu merupakan kerja sama dengan Bank Indonesia, Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), dengan Codesign-Belgium.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan, promosi furnitur UKM Jateng akan berlangsung selama 12 bulan di Borgerhub. Adapun, pemasaran produk menggunakan konsep showroom yang melayani ritel maupun hub pemasaran untuk pendekatan B to B.
‘’Tahap pertama ekspor ini memiliki volume kontainer mencapai 20 ft, dengan jumlah barang ekspor sebanyak 393 unit. Adapun, total nilai invoice dan packing list sebesar Rp 113,19 juta dan biaya untuk kerja sama promosi ekspor ini mencapai Rp 2,495 miliar,’’ ungkapnya.
Baca Juga: Harga Telur Anjlok, Kota Semarang Alami Deflasi Tertinggi di Jateng
2. Mulai dari kursi jati hingga piring keramik dikirim ke Belgia
Untuk bisa tembus ke pasar Belgia, sebelumnya Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah telah melakukan kurasi produk furniture dan home decor. Ada delapan UKM yang lolos antara lain kursi kulit dari Slam Furniture Klaten, meja kopi dan kabinet dari Kibti Craft Jepara, peralatan rumah tangga keramik dari Naruna Ceramics Salatiga, mebel dari Root Art Magelang.
Lalu ada mangkok kayu dan kursi rotan dari CM3G Semarang, kursi jati dari Sun Elok Semarang, kursi rotan dari Urban Home Jepara, serta home decoration dan hampers basket Homeware Solo.
3. Jateng sasar pasar Jepang untuk ekspor
Setelah Belgia, Dinas Koperasi dan UKM Jateng akan menyasar pasar ekspor ke negara lain seperti di Jepang, Australia sampai India.
‘’Untuk pasar Jepang kami sudah mengirimkan sampel makanan minuman dalam kemasan serta handicraft ke Osaka. Dalam hal ini kami dibantu Bank Indonesia,’’ kata Ema.
Sementara, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah terus berupaya membantu dan mendorong para pelaku UKM untuk memasarkan produknya ke mancanegara.
Kepala KPw BI Jateng, Pribadi Santoso mengatakan, kontribusi pelaku UKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jateng cukup tinggi. Selain itu, mampu menyerap tenaga kerja hampir 90 persen dari angkatan kerja. Namun, kontribusi ekspor produk UMKM masih rendah dan kurang dari 15 persen,’’ ungkapnya.
4. UKM terkendala biaya kirim untuk ekspor
Ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi pelaku UKM dalam memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Khususnya, untuk pasar-pasar Eropa dan Amerika Serikat selain Jepang serta Tiongkok.
‘’Kendala itu misalnya, biaya pengiriman mahal. Ini merupakan dampak dari harga minyak mentah naik. Maka, kami bantu untuk itu agar bisa menembus pasar ekspor,” tutur Pribadi.
Bank Indonesia juga mendorong dan meminta para pelaku UKM asal Jateng agar mempunyai akses pasar yang lebih luas melalui kegiatan ekspor.
Baca Juga: Bidik UMKM Pemula Saat Pandemik, 3 Produk Baru Artugo Lengkapi Dapur