Siasati Harga singkong Anjlok, Warga Banjarnegara Ubah Jadi Tepung Mocaf

- Harga singkong anjlok di Banjarnegara, hanya Rp500 per kilogram
- Warga Desa Petir inovatif olah singkong menjadi tepung mocaf bernilai tinggi
- Pemasaran dan dukungan pemerintah diperlukan untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas lokal
Banjarnegara, IDN Times - Anjloknya harga singkong di sejumlah daerah membuat para petani di Banjarnegara menjerit. Pantauan IDN Times, Rabu (13/10/2025) saat ini, harga singkong di tingkat petani hanya mencapai Rp500 per kilogram, jauh di bawah biaya produksi yang bisa mencapai Rp350 per kilogram hanya untuk ongkos angkut.
Namun, di tengah keterpurukan itu, warga Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, memilih untuk tidak menyerah. Mereka berinovasi mengolah singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) produk turunan singkong yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan menjadi alternatif sehat pengganti terigu karena bebas gluten.
1. Jadi produk bernilai tinggi

Salah satu pengrajin mocaf, Sugito, mengaku ide ini muncul agar ketela tidak terbuang percuma. "Kalau dijual mentah, harganya tidak seberapa. Tapi kalau diolah jadi mocaf, bisa kami jual hingga Rp16-20 ribu per kilogram,"ungkapnya.
Proses pembuatan tepung mocaf dilakukan dengan cara sederhana mengupas, merendam dengan fermentasi alami, menjemur, hingga menggiling menjadi tepung halus. Produk ini kemudian dijual ke UMKM pengolah makanan sehat dan toko bahan pangan.
Meski demikian, produksi mocaf di Desa Petir masih terbatas. Dalam seminggu, warga baru mampu menghasilkan sekitar 10 kuintal tepung, jauh dari cukup untuk menyerap singkong petani yang bisa mencapai puluhan ton setiap kali panen.
"Kendala kami di pemasaran dan modal. Kalau ada dukungan dari pemerintah, bisa lebih banyak petani yang ikut produksi,"kata Sugito menambahkan.
2. Pemasaran menjadi tantangan produsen mocaf

Desa Petir dan Desa Pucung Bedug dikenal sebagai sentra singkong di Purwanegara. Ratusan hektare lahan ditanami singkong, namun harga jual yang terlalu rendah membuat banyak petani memilih membiarkan hasil panen di ladang.
Warga berharap, selain memberi pelatihan dan bantuan alat produksi, pemerintah juga memikirkan kebijakan harga dasar ketela agar petani tidak terus merugi. Inovasi pengolahan menjadi mocaf dinilai bisa menjadi solusi ekonomi kreatif pedesaan, sekaligus cara untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.
Dengan dukungan pemasaran dan teknologi, tepung mocaf dari Banjarnegara berpotensi menjadi produk unggulan baru yang tak kalah bersaing dengan tepung terigu di pasaran.
3. Salah satu penyumbang singkong di Jawa Tengah

Perdagangan singkong dewasa ini semakin berkembang yang ditandai dengan semakin meningkatnya permintaan singkong oleh negara negara konsumen dan semakin banyaknya jumlah negara pengekspor singkong di dunia namun harga didalam negeri kadang anjlok.
Dikutip dari laman kementan, Banjarnegara termasuk penyumbang ketela terbesar bagi Jawa Tengah dan menjadi produsen kedua setelah lampung dengan produksi singkong 16,58 persen.
namun hal tersebut harus diikuti dengan adanya mutu dan kualitas yang baik pada komoditas yang ingin diperdagangkan sehingga dapat berperan penting dalam perdagangan internasional.