Ahli Cagar Budaya Semarang Temukan Kayu Kuno Terendam Lumpur Kali Mberok

Bongkahan kayu diduga bekas jalur trem

Semarang, IDN Times - Pakar cagar budaya dari Unika Soegijapranata Semarang, Tjahjono Raharjo menemukan bongkahan kayu kuno dengan kondisi yang telah terbenam lumpur di dasar Kali Mberok, Semarang Utara. Penemuan kayu berukuran cukup panjang itu berlokasi di sisi selatan Kali Mberok atau tepatnya di sekitaran gedung tua milik PT Perkebunan Indonesia. 

Tjahjono mengatakan awalnya rutin mengamati proses pengerukan sedimentasi Kali Mberok yang selama ini dilakukan para petugas Dinas Pekerjaan Umum. Ketika itu, dirinya menyusuri sungai dan melihat adanya bongkahan balok kayu yang berada di dasar sungai. 

"Karena di dasar sungai jadinya kayunya terendam lumpur. Yang kelihatan ada patok-patoknya. Ini misterius sekali. Sehingga perlu diteliti oleh BPCB. Karena banyak sekali penemuan benda bersejarah akan tetapi Pemkot tidak menganggap penemuan tersebut merupakan sesuatu yang peting," ujar Tjahjono kepada IDN Times, Selasa (30/11/2021). 

1. Ada dugaan bongkahan kayu yang ditemukan di Kali Mberok bekas jalur trem

Ahli Cagar Budaya Semarang Temukan Kayu Kuno Terendam Lumpur Kali MberokSeorang warga menengok kondisi sedimentasi di Kali Mberok Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Diduga bongkahan kayu di Kali Mberok merupakan bekas jalur trem yang pernah dibangun di tengah kota Semarang hingga menghubungkan rel Jurnatan dan rel Bojong. Namun ada juga beberapa pihak yang menanyakan kepadanya apakah bongkahan kayu itu bekas pelabuhan lama di Kali Semarang. 

Baca Juga: Jejak Pabrik Hygeia Air Mineral Pertama di Pasar Barang Antik Semarang

2. Tjahjono Raharjo sudah laporkan ke BPCB via online

Ahli Cagar Budaya Semarang Temukan Kayu Kuno Terendam Lumpur Kali MberokEkskavasi struktur bata kuno di Desa Jambi Tulo yang dilakukan BPCB Jambi, Kamis (12/3)/IDN Times/Ramond EPU

Pihaknya mendorong kepada tim BPCB untuk segera terlibat dalam proses penelitian terhadap balok kayu yang ditemukan di Kali Mberok. Upaya ini untuk mencari tahu apakah ada kaitan sejarah dengan pembangunan Kota Lama dan Semarang pada masa lampau. 

Tjahjono saat ini telah melaporkan temuan bongkahan kayu melalui kanal laporan resmi milik BPCB. Diakuinya bahwa BPCB telah merespon laporannya dan akan menindaklanjuti dengan mendatangi lokasi Kali Mberok. 

"Saya sudah lapor ke BPCB dan mereka akan ke lokasi tapi tidak dikasih tahu kapan waktunya. Saya khawatir kalau Pemkot Semarang yang bergerak justru nilai historisnya akan hilang. Sebab bisa saja kayunya diambil dan dibawa entah kemana. Untuk kayu yang ditemukan di Kali Mberok, jika diangkat ke permukaan sungai, maka bisa mengurangi data sejarahnya. Oleh karena itulah, harusnya diteliti di lokasi penemuannya," terangnya. 

3. Sudah ada dua benda bersejarah yang hilang di Kota Lama

Ahli Cagar Budaya Semarang Temukan Kayu Kuno Terendam Lumpur Kali MberokSeorang pria mengambil foto di samping pilar utama Gereja Blenduk. IDN Times/Fariz Fardianto

Tercatat sudah dua kali benda sejarah yang ditemukan di Kota Lama akhirnya lenyap tak berbekas. Tjahjono menyebutkan benda sejarah yang raib itu berupa batu batu bata kuno yang ditemukan di Jalan Gelatik dan sebuah balok kayu di Jalan Kepodang. 

Menurutnya Pemkot Semarang kurang peduli terhadap pelestarian benda bersejarah yang ada di wilayahnya. Untuk kawasan Kota Lama saja, katanya Pemkot hanya sebatas merenovasi bangunan demi meningkatkan daya tarik wisata dan bukan berupaya melestarikan bangunan bersejarahnya. 

4. BPCB Jateng akan meninjau lokasi penemuan bongkahan kayu di Kali Mberok

Ahli Cagar Budaya Semarang Temukan Kayu Kuno Terendam Lumpur Kali MberokIlustrasi sungai di Jakarta. (IDN Times/Anata Siregar)

Kepala Pokja Pelestarian BPCB Jateng, Junawan saat dihubungi IDN Times mengaku laporan terkait penemuan bongkahan kayu di Kali Mberok saat ini telah ditindaklanjuti untuk kemudian dimasukan dalam data penelitian. 

"Tentunya nanti akan ditinjau, setelah itu didukung data untuk penelitian itu. Kemudian diidentifikasi, dianalisis. Hasil analisisnya akan muncul rekomendasi penanganan penyelamatannya," terangnya. 

Baca Juga: Merawat Kenangan Manis Pensiunan KAI Semarang, Hidup di Bekas Stasiun

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya