Dihantam Kapal saat Sedang Melaut, Seorang Nelayan Pati Hilang

Pati, IDN Times - Seorang nelayan asal Desa Kawak, Kecamatan Pucak Wangi, Kabupaten Pati yang bernama Budi, diketahui hilang selama dua hari setelah perahu yang ditumpangi bersama seorang rekannya ditabrak sebuah kapal yang melintas di Perairan Banyutuwo.
Kejadian berawal tatkala Budi bersama temannya yang bernama Anang, warga Klayu Siwalan Pati sedang melaut di Perairan Banyutuwo pada Sabtu (9/1/2021) pukul 01.00 WIB dini hari.
Informasi yang dihimpun dari Tim SAR Pos Jepara, saat sedang berada ditengah lautan lepas, perahunya tiba-tiba terbalik akibat ditabrak sebuah kapal yang kebetulan melintas. Keduanya juga sempat terhempas di lautan.
1. Seorang nelayan berhasil selamat setelah ditolong kapal lainnya
Whisnu Yuas, Koordinator Tim SAR Pos Jepara mengungkapkan Anang berhasil menyelamatkan diri karena mampu berenang ke titik yang dianggap aman. Sedangkan Budi raib dan saat ini keberadaannya masih belum bisa ditemukan.
"Saudara Anang selamat karena kebetulan bisa ditolong oleh kapal lain yang sedang lewat di lokasi kejadian. Tapi untuk temannya yang satu lagi sampai sekarang belum bisa ditemukan," aku Whisnu saat dikonfirmasi IDN Times via WhatsApp, Minggu (10/1/2021).
Baca Juga: Ruang Isolasi COVID-19 di Jepara Penuh, Ratusan Nakes Terpapar
2. Tim SAR Jepara menelusuri keberadaan korban sejauh 1 kilometer
Proses pencarian yang dilakukan pada hari ini masih belum bisa membuahkan hasil. Upaya pencarian seharian dilakukan oleh personelnya di dari lokasi kejadian menuju ke arah timur. "Lokasi pencarian terhadap korban sejauh 1 kilometer. Sekarang hasilnya masih nihil," katanya.
Personelnya akan melanjutkan pencarian di Perairan Banyutuwo pada besok pagi. Sebab, dengan perubahan cuaca yang tak menentu cukup menyulitkannya saat menelusuri memakai dua perahu karet.
3. Cuaca yang tak menentu menghambat pencarian korban
Cuaca di lokasi cenderung berubah dengan cepat. Dari awalnya panas lalu menjadi mendung. "Pencarian lanjut besok. Cuaca yg tidak menentu dan berpengaruh pada naik turun gelombang. Termasuk kita dapat dari peringatan dini tinggi gelombang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya menyatakan saat berkoordinasi dengan SAR Tunggul Wulung Pati, kedua nelayan tersebut sebenarnya akan ke Perairan Jepara dengan melewati Perairan Pecangaan Pati. Namun di Perairan Banyutowo Pati, perahu mereka ditabrak kapal yang lewat.
"Saksi yang selamat tidak bisa melihat kapal apa yang menabrak mereka karena saat kejadian lokasi gelap" ungkap Nur Yahya.
Baca Juga: Ombak Perairan Jepara 2,5 Meter, 14 Wisatawan Tertahan di Karimunjawa