Mirip Sisik Ikan, Fenomena Nimbostratus di Semarang Bahayakan Pilot

Jarak pandang pilot bisa terganggu

Semarang, IDN Times - Datangnya peralihan musim menuju kemarau yang terjadi di Kota Semarang rupanya memunculkan fenomena awan yang bergulung-gulung tebal sejak beberapa hari terakhir. Pihak Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang menyebutkan bila fenomena tersebut bernama awan nimbostratus.

1. Awan nimbostratus bisa ganggu jarak pandang pilot

Mirip Sisik Ikan, Fenomena Nimbostratus di Semarang Bahayakan PilotIlustrasi pilot (Pixabay)

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Achadi Soebarkah mengatakan keberadaan awan tersebut bisa menganggu jarak pandang para pilot pesawat yang melintasi Semarang dan sekitarnya.

"Jika awannya menggumpal cukup tebal, maka kondisinya bisa menurunkan jarak pandang para pilot," kata Achadi kepada IDN Times, Rabu (13/5). 

Baca Juga: Langit Berwarna Ungu di Semarang Pertanda Bencana? Ini Faktanya 

2. Posisi awan nimbostratus bisa mengecoh pesawat yang terbang rendah

Mirip Sisik Ikan, Fenomena Nimbostratus di Semarang Bahayakan PilotAwan bersisik muncul sangat pekat di atas Bandara Ahmad Yani Semarang. Dok Stasiun Meteorologi Ahmad Yani

Tak cuma itu saja, pihaknya juga menekankan bahwa awan nimbostratus berpotensi membahayakan pesawat karena bisa mengecoh menjadi terbang rendah. Sementara di sisi lain, jalur penerbangannya kebetulan berada di dataran tinggi dengan banyak tebing yang curam.

3. Kemunculan awan nimbostratus tidak menimbulkan hujan

Mirip Sisik Ikan, Fenomena Nimbostratus di Semarang Bahayakan PilotInfo grafis awan yang sering muncul di Jateng. Dok Stasiun Meteorologi Ahmad Yani

Dilain pihak, Yoga Sambodo, Kasi Data dan Observasi Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani menyampaikan awan nimbostratus merupakan jenis awan alto cumulus. Kalau di tingkat lapisan awan yang lebih tinggi dinamai awan cirocumulus atau awan makarel.

Menurutnya nimbostratus terbentuk karena naiknya air bermassa besar pada lapisan menengah atau setara dengan ketinggian sekitar 2 kilometer. 

Massa air yang naik keatas, katanya diikuti oleh kondensasi yang tidak stabil. "Tapi awan ini tidak berpengaruh pada cuaca alias tidak menimbulkan hujan," jelasnya.

Baca Juga: Heboh Awan Berbentuk Sosok Manusia di Sumatera Utara, Pertanda Apa?

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya