Warga Wonogiri Minta DLHK Jateng Kaji Ulang Amdal Pabrik Semen

- Warga desa Pracimantoro Wonogiri mendesak DLHK Jateng untuk mengkaji ulang pemberian Amdal pada proyek pabrik semen di daerah mereka.
- Lokasi proyek masuk karst Gunung Sewu, berbatasan Gunungkidul dan Pacitan, menyebabkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan pertanian.
- Pendamping Paguyuban Tali Jiwo mencatat ada ribuan warga Pracimantoro yang terdampak proyek pabrik semen dari sembilan dusun, dengan sikap penolakan yang semakin meluas.
Semarang, IDN Times - Sejumlah warga desa Kecamatan Pracimantoro Wonogiri mendesak Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Jawa Tengah untuk mengkaji ulang pemberian Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) pada proyek pabrik semen yang ada di lingkungan desa setempat.
Bahkan, mereka secara sporadis berbondong-bondong mendatangi kantor DLHK Jateng di Srondol Wetan Semarang demi meminta kejelasan dari Kepala DLHK Widi Hartanto.
1. Pabrik semen masuk karst Gunung Sewu

Ahmad Nur, warga Dusun Pelem, Desa Watangrejo Kecamatan Pracimantoro menyayangkan DLHK yang memberikan kajian Amdal kepada dua perusahaan pendiri pabrik semen yakni PT Anugerah Andalan Asia (AAA) dan PT Sewu Surya Sejati (SSS).
"Lokasi proyeknya masuk karst Gunung Sewu berbatasan Gunungkidul dan Pacitan," ujar Ahmad kepada IDN Times, Senin (2/6/2025).
2. Sebanyak 300 Warga Watangrejo terdampak

Ahmad mengaku tak habis pikir mengapa ada investor yang nekat membangun pabrik semen di desanya. Walaupun Gunung Sewu terdiri dari bebatuan kapur akan tetapi desanya tergolong masih subur.
Lahan sawah Desa Watangrejo masih bisa ditanami padi, jagung dan tanaman sejenisnya. Kemudian pada wilayah perbukitan juga masih bercokol tanaman-tanaman keras macam jati dan trembesi.
Ahmad yang tinggal di RT 01/RW III Dusun Pelem memperkirakan ada 300 kepala keluarga yang terdampak proyek pabrik semen. Selain itu jumlah korban pabrik semen bisa bertambah seiring efek pembangunannya yang menyasar wilayah lainnya di Dusun Kemasan, Dusun Nglancing hingga Dusun Ngelorejo. "Yang kena dampak proyeknya kurang lebih 300 KK," akunya.
3. Warga sembilan dusun bakal terdampak

Suryanto Permen, Pendamping Paguyuban Tali Jiwo mengakui meski Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto menemui pihaknya sebagai pendamping korban proyek pabrik semen, akan tetapi yang bersangkutan berusaha membatasi sesi dialog. Pertemuan Paguyuban Tali Jiwo didampingi DPRD Wonogiri dan Kepala DLHK digelar pagi sampai siang ini di Ruang Kalpataru Gedung Balai Laboratorium Lingkungan Hidup.
"Hari ini DLHK menerima kami tapi aspek yang kita bahas sangat kurang. Kita sangat kecewa waktunya tidak cukup untuk menyampaikan kajian kami. DLHK terlihat sangat antisipatif dan seolah argumentasi kami dimentahkan. Tadi kita belum sampaikan masalah hukum sampai bedah Amdal juga tidak jadi disampaikan semua. Nyatanya mereka tidak menanggapi menyeluruh," cetusnya.
Paguyuban Tali Jiwo mencatat ada ribuan warga Pracimantoro yang terdampak proyek pabrik semen. Warga terdampak berasal dari sembilan dusun.
"Sikap penolakan semakin meluas. Karena di radius beberapa kilo ada enam dusun yang terkena efek proyeknya. Lalu yang dekat proyeknya ada tiga dusun. Di sana ada ribuan KK," ungkapnya.
4. DLHK berikan Amdal sesuai tata ruang Wonogiri

Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto saat ditemui usai audiensi dengan Paguyuban Tali Jiwo beralasan warga Pracimantoro menolak pabrik semen karena kurang sosialisasi.
"Dari warga menyatakan ketidaksetujuan terhadap pembangunan pabrik semen di Pracimantoro. Itu ya kurangnya sosialisasi dari pabrik semen. Aspirasi akan kami sampaikan setelah ada komunikasi dari pelaku usaha," kata Widi.
Pihaknya membenarkan telah menyetujui Amdal pabrik semen Wonogiri seluas 180 meter persegi. Izin Amdal, katanya diterbitkan setelah pemilik pabrik semen meminta izin kepada perwakilan warga Pracimantoro.
Amdal juga diberikan sesuai tata ruang dan peruntukan lokasi yang disetujui oleh Pemkab Wonogiri. "Termasuk tata cara menambang pakai zero run off agar air tidak lari kemana-mana. Dan sekarang ini proses Amdal sudah sesua tata lokasi dan tata ruang," paparnya.
5. Pemilik pabrik semen diminta dekati warga

Atas banyaknya protes yang menyeruak ke permukaan, pihaknya menyarankan pemilik pabrik semen Wonogiri untuk melakukan pendekatan dan menyosialisasikan kepada warga setempat.
"Pendekatan lewat sosialisasi bisa musyawarah. Nanti pelaku usaha yang melakukan. Prinsipnya kita sangat ketat untuk Amdal ini," tandasnya.