Hati-hati! Udara Sangat Kering, Warga Jateng Rentan Gangguan Nafas

Masyarakat dianjurkan perbanyak minum air putih

Semarang, IDN Times - Perubahan suhu udara yang drastis akhir-akhir ini membuat masyarakat Jawa Tengah rawan mengalami gangguan pernapasan. Stasiun BMKG Klimatologi Kelas IA Kota Semarang menyatakan perubahan cuaca yang terasa terik saat siang hari dan menjadi dingin ketika malam hari karena sebagian besar wilayah Jawa Tengah telah memasuki kemarau. 

 "Dari pengamatan citra satelit BMKG terlihat jika cuaca cerah yang muncul sekarang disebabkan adanya penerimaan sinar matahari yang lebih banyak sehingga membuat suhu udara cukup panas. Dan ketika malam hari cuacanya cerah memang ada energi dipantulkan jadinya kita yang berada di bumi hawanya lebih dingin. Ini terjadi di hampir seluruh Jateng sebagai penanda sudah masuk kemarau," kata Staf Data dan Informasi Stasiun BMKG Klimatologi Kelas IA Kota Semarang, Zauyik Nana Ruslan saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (12/7/2021). 

1. Suhu udara di bulan Juli lebih kering ketimbang bulan sebelumnya

Hati-hati! Udara Sangat Kering, Warga Jateng Rentan Gangguan Nafaspixabay/ThorstenF

Datangnya kemarau juga dibarengi dengan hembusan angin timuran sehingga mengakibatkan seluruh wilayah Jawa Tengah jarang diguyur hujan. Akibatnya, perubahan musim di bulan Juli udaranya cenderung kering saat malam hari.

"Jika dilihat dari pantauan beberapa hari perbedaan suhu udaranya saat siang dan malam hari sangat jauh. Kalau malam hari sangat dingin. Efek lainnya peta Hari Tanpa Hujan (HTH) sebarannya lebih banyak dari bulan-bulan sebelumnya. Di bulan Juli udaranya juga lebih kering ketimbang Juni kemarin," ujar Ayik, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Terkena ISPA? Bersihkan Paru-parumu dengan 5 Makanan Sehat Berikut!

2. Sejumlah daerah tidak diguyur hujan selama 11-20 hari

Hati-hati! Udara Sangat Kering, Warga Jateng Rentan Gangguan Nafasfreepik.com/wirestock

Ia menyebutkan daerah yang tidak diguyur hujan selama 11-20 hari berada di Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang.

Sedangkan kondisi serupa juga terjadi di wilayah Semarang bagian utara, sebagian Kabupaten Semarang, wilayah Kabupaten Kendal bagian barat, Kendal bagian timur, Kabupaten Magelang dan Purworejo. 

"Untuk wilayah lainnya tidak terjadi hujan dalam rentang waktu 6-10 hari terakhir," bebernya. 

3. Warga Jateng rawan terkena flu, ISPA dan sakit mata

Hati-hati! Udara Sangat Kering, Warga Jateng Rentan Gangguan NafasIlustrasi Flu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan perubahan suhu yang sangat cepat, pihaknya menyarankan agar warga Jateng rutin minum air putih. Tak cuma itu saja, debu yang berterbangan pada siang hari yang terik bisa menyebabkan mata iritasi. Bahkan, menurutnya warga juga rentan terkena flu dan infeksi saluran pernapasan alias ISPA. 

"Dengan perubahan suhu yang cepat maka kita harus banyak minum. Sebab saat seperti sekarang bisa bikin flu dan sakit mata karena kena debu pas siang. Dan karena masih ada peluang hujan lokal di area pegunungan dan perbukitan, bisa juga warga rawan sakit ISPA. Tapi untuk potensi kebakaran alam diperkirakan tidak terlalu signifikan," tutur Ayik. 

Baca Juga: Listrik Pabrik Samator Padam, Cadangan Oksigen di Jateng Hilang 60 Ton

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya