Pakai Masker Saat Pandemik Tekan Angka Kasus TBC di Semarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Jumlah penderita penyakit tuberculosis (TBC) di Kota Semarang menurun dalam setahun terakhir. Kendati demikian, penyakit infeksius tersebut tetap harus diwaspadai selama pandemik COVID-19 ini.
1. Tindakan skrining kasus TBC tidak boleh berhenti
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap penyakit TBC di masa pandemik ini. Sehingga, tindakan skrining kasus infeksius ini juga tidak boleh berhenti.
‘’Kami tetap melakukan skrining terhadap penyakit TBC. Bahkan, hingga September ini tercatat 593 pria dan 449 wanita mengidap TBC,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/9/2021).
Meski tahun 2021 belum berakhir, lanjut dia, jumlah kasus TBC di Kota Semarang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada 2020 kasus TBC tercatat ada 800 kasus TBC pada pria dan 660 TBC pada wanita.
Baca Juga: Ditemukan 64 Kasus COVID-19 Hasil Tracing di Tempat Umum Semarang
2. Penurunan kasus TBC diklaim karena pemakaian masker
Editor’s picks
Ada dua kemungkinan yang membuat kasus TBC turun, yakni skrining masih belum maksimal. Kemudian, atau kasus turun karena protokol kesehatan yang meningkat selama pandemik COVID-19, salah satunya penggunaan masker.
"TBC turun salah satunya orang pakai masker. Dulu, batuk-batuk atau ada gejala, tidak pernah pakai masker bisa menyebabkan droplet. Ini kami teliti dan evaluasi apakah penurunan kasus TBC karena skrining belum maksimal atau atau efek dari pemakaian masker," jelasnya.
3. Warga masih takut skrining TBC karena pandemik
Kendati demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tidak ragu datang ke fasilitas kesehatan memeriksakan diri apabila merasa terpapar TBC. Bahkan di masing-masing puskesmas sudah menyediakan poli khusus pemeriksaan dan tes darah TBC.
"Tidak mudah di pandemik ini untuk membuat orang-orang yang terpapar TBC melakukan skrining. Tahun 2020 kemarin memang temuan teman-teman belum maksimal. Orang pada takut sendiri datang ke faskes. Makanya, pasien batuk-batuk sekarang diperiksa swab sekaligus pemeriksaan dahak," katanya.
Dinas Kesehatan juga berupaya melakukan pendampingan secara maksimal kepada pasien TBC. Mereka akan didampingi untuk minum obat secara rutin, karena pasien TBC harus mengkonsumsi obat secara rutin selama enam bulan.
"Pada dua bulan pertama, mereka harus minum obat setiap hari. Empat bulan selanjutnya, mereka harus minum obat tiga kali dalam sepekan. Itu harus dilakukan. Yang jadi masalah adalah ketaatan minum obat. Kalau tidak diobati berat badan akan semakin turun hingga kondisi melemah," tandasnya.
Baca Juga: Pintu Masuk Semarang Diperketat Antisipasi COVID-19 Varian Mu Masuk