Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga Mengungsi

Dinas lakukan trauma healing untuk mengobati trauma masyarak

Temanggung, IDN Times - Pasca terungkapnya kematian Aisyah korban penganiayaan yang ditemukan dalam kondisi menyerupai mumi, masyarakat di Dusun Paponan, Desa Bejen, Temanggung masyarakat sekitar menjadi ketakutan.

Masyarakat sekitar kaget, pasalnya selama empat bulan bocah Aisyah hilang masyarakat bertanya-tanya dimana keberadaan korban yang kemudian dikagetkan dengan terkuaknya kasus bahwa selama ini korban telah meninggal dunia di rumahnya.

Baca Juga: Jasad Aisyah Tinggal Kulit Tulang, Orangtua Diperiksa di Temanggung

1. Warga sekitar mengaku ketakutan, bahkan ada yang sampai mengungsi

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiPexels.com/Inzmam Khan

Kepala Dusun Paponan Dyah Ratnasari menyampaikan dampak dari kekerasan anak yang mengakibatkan kematian tersebut menimbulkan ketakutan dan trauma yang mendalam bagi masyarakat. Bukan hanya bagi warga yang bersebelahan dengan tempat kejadian, tetapi warga Dusun Paponan secara keseluruhan.

Bahkan ada beberapa warga yang rumahnya berdekatan dengan rumah korban memilih untuk berpindah sementara karena takut. Mereka mengungsi ke tetangganya yang agak jauh.

Menurut dia pemerintah desa telah berupaya untuk menghilangkan rasa ketakutan warga dengan cara melakukan patroli malam.

2. Masyarakat takut dan cemas sejak terungkapnya kematian Aisyah

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiIlustrasi jenazah. (eastidahonews.com)

Kasi Pengarusutamaan Gender Perlindungan Perempuan DPPKBPPPA Kabupaten Temanggung Sapto Ruruh Sulistyo mengatakan dampak dari kasus kekerasan tersebut telah membuat ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat setempat.

"Sejak ada kejadian tersebut, ibu-ibu dan bapak-bapak sampai malam hanya menceritakan masalah itu. Jadi merasa ketakutan, maka dari itu kami perlu memulihkan semangat dan optimisme bahwa semua masalah pasti ada penyelesaian," katanya.

Aisyah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh orangtua dan dukun yang merupakan tetangganya sendiri. Penganiayaan dilakukan pada Januari 2021 yang lalu dengan alasan ruwatan atau menghilangkan genderuwo yang disebut-sebut menempel pada korban.

3. Kakek dan bude korban kaget lihat Aisyah meninggal dan ditidurkan di kamar

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiIlustrasi jenazah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Kasus tersebut baru terkuak pada Lebaran kemarin. Bude korban bernama Suratini menanyakan kabar bocah tersebut kepada orangtuanya. Sebab, sudah sekitar empat bulan Aisyah tidak pernah kelihatan.

Orangtua Aisyah mengatakan kalau anaknya berada di rumah kakeknya di Dusun Silengkung Desa Congkrang. Lalu Suratini bersama paman korban mendatangi rumah Maryanto, kakek Aisyah untuk bersilaturahmi Lebaran dan menanyakan keberadaan korban. Maryanto menyebut justru Aisyah tidak berada di rumahnya. 

Merasa janggal, Maryanto mendatangi rumah Aisyah dan bertemu dengan Marsidi, ayah Aisyah. Ia mendesak dan bertanya dimana keberadaan cucunya.

Lalu Marsidi membawa Maryanto ke kamar tempat Aisyah diletakkan. Saat kamar dibuka, rupanya Aisyah sudah meninggal dunia dan diperkirakan cucunya tersebut sudah menjadi mayat sejak empat bulan lalu. 

4. Bisikan dukun yang mengaku bisa mengobati kenakalan Aisyah

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiIlustrasi dukun (yukepo.com)

Selanjutnya pada Minggu (16/5/2021), Maryanto melaporkan kejadian itu ke Kades Congkrang, kemudian diteruskan ke Kades Bejen dan Polsek Bejen bahwa di Dusun Paponan ditemukan mayat anak di atas tempat tidur dalam posisi terlentang. Orangtua Aisyah, Marsidi dan Suwartinah langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. 

Dari hasil keterangan orangtua Aisyah terungkap bahwa mereka disuruh Haryono (56 tahun) dan Budiono (43 tahun). Keduanya adalah tetangga korban yang berprofesi sebagai dukun.

Menurut keterangan pelaku, Aisyah nakal karena kerasukan Genderuwo dan supaya sembuh harus dibersihkan. Lalu Aisyah diobati dengan cara ditenggelamkan di dalam bak beberapa kali.

Setelah bocah tersebut tidak sadar, kemudian dibawa ke kamar untuk ditidurkan dan akhirnya malah meninggal dunia.

5.Orangtua korban dan dua orang pelaku penganiayaan ditetapkan jadi tersangka

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiKapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi (tengah) menunjukkan foto rumah yang menjadi TKP temuan mayat anak 7 tahun korban praktik perdukunan di Desa/Kecamatan Bejen, Temanggung, Rabu (19/5/2021). IDNTimes/Istimewa

Setelah Aisyah meninggal, kedua pelaku malah meminta Marsidi dan Suwartinah meletakkan bocah tersebut di tempat tidur karena suatu hari Aisyah dapat bangun kembali.

Kini peristiwa tersebut telah ditangani pihak kepolisian atas laporan pihak keluarga Aisyah. Adapun, Haryono, Budiono, Marsidi dan Suwartinah ditetapkan sebagai pelaku untuk penyelidikan lebih lanjut. 

Kapolres Temanggung AKBP, Benny Setyowadi mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP dan mayat bocah itu pun diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

‘’Kami sudah menghubungi inafis untuk melakukan olah TKP. Selanjutnya, korban dibawa ke RSU Temanggung untuk diautopsi,’’ katanya. 

6. Pemkab Temanggung lakukan trauma healing kepada warga

Trauma Kematian Aisyah, Warga Bejen Ketakutan, Tetangga MengungsiAnak-anak pengungsi korban gempa Sulbar, ikuti trauma healing di UPT PPRSA Inang Matutu, Dinsos Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kemudian berinisiatif melakukan trauma healing kepada anak-anak dan kaum perempuan di Dusun Paponan, Desa Bejen, pascapenganiayaan yang mengakibatkan ALH (7) meninggal dunia.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung TPQ Paponan, Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Senin, DPPKBP3A Kabupaten Temanggung menggandeng psikolog dan relawan melakukan "trauma healing".

Kasi Pengarusutamaan Gender Perlindungan Perempuan DPPKBPPPA Kabupaten Temanggung Sapto Ruruh Sulistyo berharap melalui kegiatan ini anak-anak bisa bermain dengan teman-temannya tanpa merasa ketakutan dan kaum ibu bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya.

"Kami lihat efeknya selama satu hingga dua minggu ke depan bagaimana kalau misalnya masih ada trauma dan ketakutan kami akan berkoordinasi untuk mengadakan kegiatan lagi," katanya.

Sementara itu Kadus Paponan Dyah Ratnasari mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten dalam memulihkan semangat masyarakat.

"Kegiatan ini sangat membantu, khususnya kepada anak-anak, semoga kondisinya cepat normal seperti sediakala," katanya.

Baca Juga: Kronologi Aisyah, Percaya Dukun Temanggung: Nakal Karena Genderuwo

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya