Merasa Kebal, IDI: Ketaatan Protokol Kesehatan Warga Semarang Merosot

IDI minta warga Semarang kembali patuhi protokol kesehatan

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menyatakan tingkat kepatuhan protokol kesehatan (prokes) di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut menurun drastis. Kondisi tersebut membuat banyak warga Semarang kini mudah terinfeksi COVID-19

1. Ketua IDI Semarang minta untuk tidak lengah karena virus corona masih ada

Merasa Kebal, IDI: Ketaatan Protokol Kesehatan Warga Semarang MerosotPersonel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien terjangkit virus Corona (COVID-19) saat simulasi penanganan pasien terjangkit Covid-19 di Desa Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (9/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj)

Ketua IDI Kota Semarang, Elang Sumambar mengatakan untuk saat ini protokol kesehatan masyarakat Semarang mestinya ditegakkan lagi karena situasi pandemik COVID-19 belum mereda. 

"Ya kita minta semua warga ayo perbaiki perilakunya, kita harus mengutamakan lagi protokol kesehatan. Kita jangan lengah, jangan senang dulu karena setelah divaksinasi kita belum bisa terhindar dari penularan virus corona. Virus corona masih ada di sekeliling kita, ini yang harus kita waspadai bersama," kata Elang kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Selasa (27/4/2021). 

Baca Juga: Wali Kota Semarang Sidak Kantor Kelurahan, Uang Pungli Dikembalikan

2. Kepatuhan prokes warga Semarang sudah merosot drastis

Merasa Kebal, IDI: Ketaatan Protokol Kesehatan Warga Semarang MerosotWarga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Elang menyebut bila saat ini kepatuhan prokes yang dijalankan sebagian besar warga Semarang merosot drastis hingga lebih dari 50 persen. Ia bilang semua warga kini semakin mengabaikan aturan prokes ketika beraktivitas di luar rumah.

Kondisi tersebut tampak dari perilaku warga yang jarang menaati aturan memakai masker, mengabaikan jaga jarak saat berada di keramaian umum serta kurang menjaga kebersihan kedua tangannya. 

"Kan kita bisa lihat sendiri juga di mana-mana protokol kesehatannya kayak apa. Yang pakai masker tinggal berapa. Karena saya cermati bahwa warga ketika sudah divaksinasi, merasa terbebas dari virus corona. Protokolnya sudah sangat kendor. Padahal, mindset itu salah kaprah. Kita sebenarnya masih bisa kena penularan virus corona meskipun sudah divaksinasi, tapi tingkat kesakitannya menjadi berkurang," ungkapnya. 

3. Jumlah warga yang tervaksin masih minim

Merasa Kebal, IDI: Ketaatan Protokol Kesehatan Warga Semarang MerosotPetugas Kesehatan menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac saat vaksinasi tahap pertama di Rumah Sakit Kesrem, Lhokseumawe, Aceh. Rabu (10/2/2021) (ANTARA FOTO/Rahmad)

Elang menambahkan rendahnya ketaatan protokol kesehatan membuat warga Semarang menjadi kurang peduli ketika menghadiri acara-acara yang mengundang kerumunan massa. 

Ia mencontohkan klaster takziah yang muncul di Kelurahan Sampangan jadi sebuah warning bahwa perilaku warga harus diperbaiki kembali. Terlebih lagi jumlah obat vaksinnya hingga saat ini sangat terbatas sehingga membuat warga yang tervaksinasi juga masih minim. 

"Karena vaksinnya sangat terbatas dan sekarang juga sudah habis, maka lansia-lansia yang diberi vaksin juga masih kurang. Tapi adanya vaksin bisa membantu kita untuk mengurangi resiko penularan. Untuk tingkat efektivitasnya yang tahu dari Dinkes setempat," akunya. 

Baca Juga: Catat! Daop 4 Semarang Hanya Operasikan KA Kedungsepur Pada 6-17 Mei

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya