Pejabat dan Artis Ikuti Kirab Laku Tapa Bisu Pura Mangkunegaran Malam 1 Suro

- Pejabat dan artis hadir dalam kirab 1 Suro di Pura Mangkunegaran tanpa alas kaki
- Malam 1 Suro memiliki tiga makna: Atika, Atiki, dan Anagata
- Kirab diikuti oleh 1.000 orang dengan rute dari Pura Mangkunegaran hingga kembali ke tempat asal
Surakarta, IDN Times - Pura Mangkunegaran mengelar kirab malam 1 Suro. Kirab diikuti oleh 10 ribu peserta kirab. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati 1 Suro 2025 yang juga bertepatan Tahun Baru Islam 1 Muharaham 1446.
1. Dihadiri sejumlah pejabat.

Dari pantauan IDN Times, terdapat sejumlah pejabat yang mengikuti acara peringatan malam 1 Suro, diantaranya Istri Presiden ke-4, Sinta Nuriyah Wahid, Anggota DPR RI Titik Soeharto, Menteri PUPR Dody Hanggodo, Yenny Wahid, Mantan Menteri Kelautan Susi Pujiastuti dan sejumlah artis diantaranya Tara Basro, Sherina Munaf, dan lainnya.
Terlihat peserta kirab pria menggunakan kemeja hitam dengan bawahan berkain, kemudian blangkon gaya Mangkunegaran dimana bagian belakangnya berupa simpul pita yang bagian kanan ditekuk.
Sementara peserta wanita mengenakan kebaya hitam polos, dan jarik wiru berwarna sogan dengan motif Surakarta gaya Mangkunegaran. Rambut digelung tradisional Jawa dengan ukel konde tusuk hitam atau penyu.
Para pejabat maupun artis terlihat mengikuti kirab Laku Tapa Bisu mengelilingi Pura Mangkunegaran tanpa mengenakan alas kaki. Suasana hening terasa dari jalannya kirab tersebut, para peserta terlihat mengikuti prosesi secara khidmat. Tak ada percakapan, hanya suara langkah kaki yang jelas terdengar.
2. Ada tiga makna dalam malam 1 Sura.

Pengageng Kawedanan Panti Budaya Mangkunegaran Solo, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo atau akrap disapa Gusti Sura mengatakan pada peringatan Malam 1 Suro tahun ini mengangkat makna yaitu Atika, Atiki, dan Anagata. Dimana Atika itu bearti masa lampau, Atiki bearti masa kini yang kita sadari, dan Anagata yang bearti masa depan.
“Kita mewujudkan Atika itu dengan refleksi diri. Lalu Atiki kita wujudkan dengan apa yang kita lakukan saat ini yang kita sadari apa yang kita lakukan lalu kita wujudkan dengan Topo Bisu yang dilakukan di kirab pusoko. Lalu Anagata itu berdoa atau terkait dengan harapan dimana dilakukan dengan semedi yang dilakukan di Pendapa dan ke belakang,” jelasnya, Kamis (26/6/2025).
3. Kirab diikuti 1.000 orang.

Lebih lanjut, Gusti Sura mengatakan pada kirab tahun ini diikuti peserta sekitar 1.000 orang. Mereka mengikuti kirab dengan rute yang sama dengan tahun lalu yakni dimulai dari Pura Mangkunegaran - Koridor Ngarsopuro - Jalan Slamet Riyadi - Jalan Kartini - Jalan R.M. Said - Jalan Teuku Umar - Jalan Slamet Riyadi - Koridor Ngarsopuro - kembali ke Pura Mangkunegaran.
“Rute kirab pasaka tahun ini sama seperti tahun lalu, kalau ditotal sekitar 3 kiloan ada. Lalu jumlah tamu di Pendapa ada 1.000 orang lalu peserta kirap pun ada 1.000 dan bahkan lebih,” jelasnya.
Peserta kirab wajib memakai busana adat Jawa dan tanpa alas kaki. Mereka juga dilarang berbicara selama pelaksanaan kirab Laku Tapa Bisu. Laku Tapa Bisa sendiri menjadi simbol kontemplasi di gerbang perjalanan kesadaran waktu, saat energi lama dilepaskan dan tuang bagi pemaknaan baru dibuka.