Waspada! Ini Resiko Bencana yang Mengintai Pansela dan Pantura Jateng saat Kemarau Basah

- Kepolisian meningkatkan kewaspadaan selama kemarau basah di Jawa Tengah
- Pansela rentan laka air, Pantura Jateng dampak banjir air pasang
- Lereng curam dan tanggul sungai beresiko longsor dan jebol saat kemarau basah
Semarang, IDN Times - Sejumlah personel kepolisian meningkatkan kewaspadaan selama siklus kemarau basah melanda wilayah Jawa Tengah. Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Tengah menyiagakan puluhan personelnya untuk ekstra waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi dengan cepat saban harinya.
Dirpolairud Polda Jateng, Kombes Pol Hariadi mengatakan telah menyiagakan 25 personel saban hari sesuai kebutuhan apabila ada kontinjensi.
"Kita siagakan setiap hari tim SAR Arnavat Polairud untuk antisipasi. Siap bergerak manakala dibutuhkan. Beserta kelengkapannya," tuturnya kepada IDN Times, Sabtu (21/6/2025).
Personel Polair siaga bareng Samapta dan Brimob

Ia berkata para personelnya kini bersinergi dengan anggota Brimob dan Samapta.
"25 personel setiap hari yang siaga, tapi bila ada kontijensi kita akan tambah sesuai kebutuhan, karena ada rekan-rekan Brimob dan Samapta juga yang siaga," tambahnya.
Pansela rentan laka air

Pihaknya menyebut potensi kerawanan kecelakaan air bisa saja terjadi dimana saja dan kapan saja karena Jawa Tengah telah memasuki siklus kemarau basah.
Resiko kecelakaan air, katanya saat ini terdeteksi ada di kawasan Pantai Selatan (Pansela). Sedangkan dampak banjir air pasang terjadi di Pantura Jateng.
Oleh sebab itulah pihaknya telah melengkapi personel dengan kapal, perahu karet, kano, jaket pelampung untuk membantu warga yang kesulitan beraktivitas.
"Peralatan SAR mulai kapal, perahu karet, kano, life jaket, pelampung ringbuoy, peralatan selam. Kalau laka air yang rawan pantai selatan, kalau dampak rob pantai utara," tegasnya.
Daftar lereng curam yang rawan longsor

Terpisah, Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo mengingatkan warga yang tinggal di lereng-lereng pegunungan sebaiknya mesti berhati-hati. Terutama kawasan lereng yang curam saat kemarau basah berpotensi terjadi longsor.
Pihaknya telah mendeteksi lereng yang curam sebarannya antara lain:
Kawasan Gunung Slamet,
Lereng pegunungan wilayah utara Banjarnegara,
Utara Kabupaten Batang,
Lereng pegunungan wilayah Tegal,
Sebagian Kabupaten Temanggung,
Kabupaten Brebes
Kabupaten Wonosobo
"Tetapi yang kami deteksi ada juga lereng dengan titik kecuraman lebih dari 45 derajat di Tegal, Batang, Brebes dan Banjarnegara yang sangat rawan terjadi bencana alam apabila hujan terjadi dengan intensitas ringan dan sedang," terangnya.
Puluhan kilo tanggul sungai juga beresiko jebol

Kepala BPBD Jateng, Bergas Catusasi Penanggungan ketika dikontak IDN Times juga menyarankan kepada warga bantaran sungai supaya menghindari titik tanggul yang rentan ambrol dan jebol.
Untuk pemetaan tanggul yang beresiko jebol maupun ambrol, pihaknya mencatat sebagai berikut:
Sepanjang daerah bantaran Sungai Lusi Kabupaten Grobogan,
Daerah Aliran Sungai (DAS) Tuntang,
Bantaran Sungai Wulan Kabupaten Demak
Bantaran Sungai Winong Demak
"Kalau diukur kilometernya, titik tanggul yang memiliki kerentanan tinggi itu bisa puluhan kilo panjangnya. Data lengkapnya ada di BBWS. Dan ini jadi PR kita bersama untuk menanggulangi potensi bencana sejak dini," ujar Bergas.