Didoakan Jadi Ketum PSI, Jokowi : Ya Masih Dalam Kalkulasi

Surakarta, IDN Times- Presiden ke-7 RI Joko “Jokowi” Widodo menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Andy Budiman yang mendoakannya untuk menjadi salah satu calon Ketua Umum PSI, menggantikan Kaesang Pangarep.
1. Masih memperhitungkan jadi Ketum PSI

Jokowi mengaku masih memperhitungkan peluang dari partai berlambang mawar itu. Kendati demikian ia tak ingin membuat kader PSI lainya mundur dan enggan mendaftar menjadi calon ketua umum.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah," ujar Jokowi saat ditemui, Rabu (14/5/2025).
"Belum, kan masih panjang, sampai Juni, seinget saya masih sampai Juni. Ya enggak tahu (saingan dengan Kaesang atau tidak). Kalau saya mendaftar mugnkin yang lain enggak mendaftar mungkin," kelakarnya.
Ditanya mengenai berbagai tawaran dan peluangnya untuk bergabung kembali dengan partai, Jokowi mengaku masih mengkalkulasikannya. “Ya masih dalam perhitungan, masih hitung-hitungan. (Tawaran masuk ke Partai Golkar) ya masih dalam hitungan," sambungnya.
2. Semua memiliki hak pilih

Lebih lanjut, ditanya soal kontestasi pemilihan ketua umum PSI, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengungkapkan jika peluang kemenangan bagi para calon masih sulit diprediksi karena menggunakan sistem elektronik voting (e-voting). Dimana seluruh kader dapat menyumbangkan suaranya untuk memilih calon ketua umum yang didambakan.
"Ya belum tahu. Karena ini kan yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, one-man one-vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," sambungnya.
3. Apresiasi adanya e-voting

Jokowi juga mengapresiasi keputusan PSI menggunakan e-voting dalam sistem pemilihan ketua umum. Menurutnya hal tersebut membawa ekosistem organisasi politik di Indonesia.
"Ya bagus, saya kira ini kan era digital ini kalau misalnya apa pemilihan ketua dengan e-voting, melibatkan seluruh anggota, artinya ada kepemilikan terhadap partai itu ada di seluruh anggota, saya kira bagus," kata Jokowi.
Jokowi juga mengakui sistem tersebut menjadi pembaruan sistem partai yang lebih modern. Seperti yang digadang-gadang olehnya mengenai Partai Super TBK.
"Dan kalau bisa kalau pernah saya sampaikan, kalau perlu kantor DPD, kantor DPC, kantor di tingkat kecamatan semuanya pakai virtual office, bagus banget. Tapi regulasinya perlu dirubah. Tapi menurut saya partai ke depan akan akan seperti itu," ungkapnya.
"Ya kurang lebih, saya enggak tahu ya di PSI yang diadopsi yang mana, tapi yang saya sampaikan partai super TBK ya kurang lebih seperti itu," pungkasnya.