Curhat Mahasiswa Papua: "Keluarga Saya Susah Dihubungi"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times-Sejumlah mahasiswa Papua di Kota Semarang meminta blokir internet segera diakhiri. Saat ini mereka merasa galau karena komunikasi dengan keluarganya terhambat.
Gracella Karubun, seorang mahasiswi Papua yang sedang kuliah di Unika Soegijapranata, Semarang mengatakan, hingga saat ini ia mengaku susah mengetahui keadaan keluarganya.
1. Susah mengetahui keadaan keluarga
Perempuan asli Merauke tersebut mengaku khawatir, kerusuhan yang menjurus pada tindakan rasial di bisa berimbas pada keadaan keluarganya.
"Agak sudah hubungi keluarga di Merauke. Saya kadang-kadang hanya menelepon mereka. Syukurlah sementara ini kondisi mereka baik-baik saja," akunya, saat ditemui di kampusnya, Bendan Nduwur Gajahmungkur, Selasa (3/9).
Baca Juga: Walikota Semarang Minta Mahasiswa Papua Berbaur dengan Warga Lokal
2. Situasinya berjalan normal
Editor’s picks
Gracella pun mengaku khawatir masalah ini berpengaruh terhadap kehidupannya di Semarang. Namun sejauh ini ia masih bisa beraktivitas normal di sekitar kampusnya. Ia pun tak merasa takut bepergian sendirian baik saat kuliah maupun bergaul dengan rekan-rekannya.
Hanya saja, ia meminta aparat TNI/Polri untuk menjamin keamanan sekolah mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di Semarang.
"Sebagai mahasiswa Papua yang kuliah di Jawa ikut prihatin, satu yang kami inginkan Indonesia damai, dan ingin kuliah yang nyaman," cetusnya.
Baca Juga: [BREAKING] Wiranto: Tidak Ada Jalan Bagi Referendum Papua
3. Saatnya memaafkan
Gracella pun meminta Unika Soegijapranata untuk memberikan keamanan kepada mahasiswa Papua.
Sedangkan, Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata, Romo Alysius Budi Purnomo mengimbau kepada mahasiswa Papua untuk tetap tenang dan mempercayakan aparat penegak hukum untuk meningkatkan keamanan.
"Jadi lebih baik kita memaafkan. Semua demi NKRI, jangan hanya karena bentrok kita terpecah belah," kata Romo Budi.
Baca Juga: [BREAKING] Wiranto: Pembatasan Internet di Papua Dicabut 5 September