Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Respons Rektorat soal TNI Intervensi Diskusi di UIN Walisongo Semarang

UIN Walisongo (walisongo.ac.id)
Intinya sih...
  • TNI AD membantah intervensi terhadap diskusi mahasiswa UIN Walisongo, Semarang
  • Kehadiran Babinsa disebut sebagai tugas rutin pemantauan wilayah, bukan bentuk pembungkaman kebebasan akademik
  • Mahasiswa merasa ruang diskusi tidak aman setelah kejadian tersebut viral di media sosial

Semarang, IDN Times - TNI Angkatan Darat (AD) membantah tudingan intervensi terhadap kegiatan diskusi mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang. Kehadiran prajurit TNI di sekitar lokasi diskusi disebut sebagai bagian dari tugas rutin aparat kewilayahan, bukan bentuk pembungkaman kebebasan akademik.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menanggapi viralnya kabar kehadiran seorang Babinsa dan pria tak dikenal di forum bertajuk “Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik” yang digelar Kelompok Studi Mahasiswa (KSMW) UIN Semarang, Senin (14/4).

"Kehadiran Babinsa di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah karena diskusi tersebut terbuka untuk umum dan tersebar pamfletnya. Itu sudah menjadi tugas Babinsa menjaga keamanan dan ketertiban," jelas Wahyu dalam keterangan resminya, Rabu (16/4/2025).

1. Bantah melakukan intimidasi

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana ketika di kantor IDN Media. (IDN Times/Alya)

Menurut Wahyu, Babinsa Sertu Rokiman dari Koramil Ngaliyan, Kelurahan Tambak Aji, tidak memasuki ruang diskusi, dan tidak memanggil mahasiswa ke luar kampus seperti yang dituduhkan.

"Babinsa tidak pernah mengganggu jalannya diskusi, apalagi memaksa mahasiswa memberikan identitas. Ini murni tugas pemantauan wilayah," tambahnya.

Menanggapi sosok misterius bernama "Ukem" yang disebut hadir di forum diskusi dan enggan memperkenalkan diri, Wahyu menegaskan pria tersebut bukan anggota TNI.

"Kami tegaskan, orang yang terekam di video dengan baju hitam bukan bagian dari TNI. Babinsa yang hadir pun hanya satu orang dan tidak masuk ke forum," ujarnya.

Wahyu menyebutkan, TNI menyatakan tetap berkomitmen menghormati kebebasan akademik dan tak akan mencampuri urusan internal kampus.

"Kami selalu terbuka bekerja sama dengan masyarakat sipil, termasuk akademisi. Tidak ada niat menghalangi kegiatan mahasiswa," ujarnya.

2. Menjalankan tugas monitoring

Ilustrasi upacara apel bulanan di Makodam Diponegoro Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Terpisah, Kapendam IV Diponegoro Semarang, Letkol Inf Andy Sulistyo Kurniawan membenarkan memang ada seorang anggota Koramil Ngaliyan yang nyanggong ke kampus UIN Walisongo. 

Tapi menurutnya anggota Koramil yang tidak ia sebutkan namanya itu ditugaskan memantau wilayah termasuk bergerak ke lokasi diskusi tersebut. 

"Bahwa benar pada saat digelar acara diskusi ada satu orang anggota kami dari Koramil Ngaliyan berada di area depan kampus. Hal ini dilakukan hanya demi menjalankan tugas monitoring wilayah, karena ada beredar pamflet undangan diskusi dari kawan-kawan akademisi yang terbuka secara umum," paparnya. 

Ia menjelaskan babinsa Koramil Ngaliyan ditugaskan khusus menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan wilayahnya. 

"Jadi kehadiran satu orang Babinsa tersebut hanya sebatas di depan Kampus untuk tugas monitoring wilayah, karena itu memang sudah menjadi tugas dan tanggungjawab Babinsa dalam rangka turut menjaga Keamanan dan Ketertiban lingkungan binaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kami meyakinkan tidak ada tindakan intervensi atau pun upaya untuk mencegah acara diskusi dan ini dibuktikan Babinsa hanya berada di depan kampus," tambahnya. 

"Berkaitan dengan orang yg diduga Intelijen sesuai di video, kami menyatakan bahwa  orang yang berada dalam video tersebut bukan anggota kami," tandasnya. 

3. Ruang diskusi diklaim tidak aman lagi

Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. (IDN Times/Dok Has UIN Walisongo Semarang)

Untuk diketahui, seorang mahasiswa UIN Walisongo yang mewakili peserta diskusi, Abdul (nama samaran), mengaku cemas ruang-ruang kritis di kampus mulai dibatasi. Kejadian yang menimpanya viral di media sosial.

"Kami merasa ruang diskusi sudah tidak aman lagi. Apalagi ada tuduhan bahwa peserta diskusi dalam keadaan mabuk, padahal kami baru saja keluar kelas," katanya.

Ia juga menyayangkan sikap pria tak dikenal yang enggan memperkenalkan diri di tengah forum, meski didesak oleh peserta lain. Tidak lama setelah itu, menurut Abdul, pria tersebut pergi, dan petugas keamanan kampus mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui seseorang di luar kampus.

"Kami ikuti satpam, ternyata di belakang kami ada TNI. Kami lalu ditanya soal identitas dan tema diskusi yang dibahas," akunya.

4. Respons rektorat UIN Walisongo

Ilustrasi prajurit Kopassus TNI Angkatan Darat (AD) ketika berlatih untuk HUT TNI. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pihak rektorat UIN Walisongo Semarang menyatakan akan melakukan proses lebih lanjut untuk menyikapi persoalan diskusi mahasiswa yang sempat diintervensi anggota TNI beberapa hari kemarin. 

Rektorat tidak mempersoalkan kehadiran anggota TNI ke lokasi diskusi selama tidak mengganggu jalannya acara yang diadakan mahasiswa.

"Ya selama mereka datang, tidak ganggu acara, tidak membubarkan atau sejenisnya, ya gak apa-apa," kata Achie, Humas UIN Walisongo Semarang kepada IDN Times via telepon, Kamis (17/4/2025). 

Pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan pimpinan kampus untuk menyikapi kasus yang mencuat tersebut. Sejauh ini yang ia dengar anggota TNI tersebut tidak berbuat gaduh saat diskusi berlangsung. 

"Pihak pimpinan belum ada respons apa pun. Kecuali kalau ada anggota yang bertindak, nah kami akan mengambil sikap," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us