Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Teman Sebaya Jadi Ujung Tombak Edukasi Reproduksi Remaja di Jateng

Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih memaparkan program edukasi reproduksi pada remaja di Jawa Tengah. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Intinya sih...
  • BKKBN Jateng mencatat 13 dari 1.000 remaja perempuan melahirkan di usia 15-19 tahun pada tahun 2024.
  • Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.
  • BKKBN memiliki program Genre dan BKR untuk edukasi seksual, life skill, dan komunikasi antara remaja dan orang tua.

Semarang, IDN Times - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat terdapat 13 dari 1.000 remaja perempuan yang melahirkan di usia 15-19 tahun pada tahun 2024. Angka kelahiran perempuan usia 15-19 tahun atau Age Specific Fertility Rate (ASFR) di Provinsi Jawa Tengah itu dari sisi pengendalian kuantitas penduduk tergolong masih tinggi.

1. Ada 13 dari 1.000 perempuan di Jateng melahirkan di usia remaja

ilustrasi ibu dan anak perempuan (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam lima tahun terakhir, ASFR di Jateng dari tahun 2020 sampai dengan 2024 mengalami penurunan, yakni 32 perempuan di tahun 2020, 15 perempuan di tahun 2021, 23 perempuan di tahun 2022, 17 perempuan di tahun 2023, dan 13 perempuan di tahun 2024. Namun, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi BKKBN Jateng.

Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih mengatakan, masalah angka kelahiran remaja itu bisa menyebabkan terjadinya stunting. Kemudian, memicu kematian ibu dan anak karena kehamilan di usia remaja.

“Padahal, kehamilan di usia remaja ini mayoritas disebabkan oleh married by accident, lalu karena ketidaktahuan (edukasi reproduksi). Sebab, masih banyak kami temukan bahwa dianggap tabu memberikan sex education pada remaja,” ungkapnya saat ditemui, Jumat (7/2/2025).

Maka itu, BKKBN Jateng bertanggung jawab dalam pengenalan kesehatan reproduksi sejak dini kepada remaja yang berusia 10-14 tahun. Pengenalan edukasi seksual atau kesehatan reproduksi ini terus digalakkan karena dewasa ini seksual aktif pada perempuan semakin maju usianya.

2. Duta Genre jadi teman curhat remaja

ilustrasi curhat (pexels.com/RDNE Stock project)

“Artinya, mereka harus diberi edukasi untuk mengenal dan merawat organ reproduksinya, tahu mana yang boleh dan tidak boleh memperlakukan organ reproduksinya. Permasalahannya, remaja sekarang kan jarang mau ngobrol sama orang tua. Ini karena ada kesenjangan komunikasi antara remaja dan orang tua,” katanya.

Dengan demikian, BKKBN memiliki dua program, yaitu Generasi Berencana (Genre) untuk mengedukasi remaja berusia 10-24 tahun dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang menyasar orang tua yang memiliki remaja.

Pada program Genre, BKKBN fokus memberikan edukasi reproduksi dan life skill bagi remaja sasaran dengan melibatkan generasi muda seusia. Duta Genre yang berperan sebagai pusat informasi konselor remaja ini menjangkau anak-anak muda usia 10-24 tahun yang membutuhkan edukasi.

“Jadi, kalau cerita dengan teman sebaya ini kan nggak ada jaraknya secara usia. Remaja-remaja ini bisa curhat tentang masalahnya seperti dengan temannya. Nah, Genre ini memiliki tugas bagaimana mengajak mereka bersikap asertif. Sebab, hubungan seksual di usia remaja ini bisa terjadi karena si perempuan tidak bisa menolak,” jelas Eka.

3. BKKBN dirikan 3.111 Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR)

Ilustrasi konseling (unsplash.com/TaylorHernandez)

Melalui program Genre tersebut, edukasi dan pengetahuan tentang reproduksi itu bisa tersampaikan. Selain itu, secara substansi juga mengajarkan khususnya kepada remaja perempuan untuk bersikap asertif dalam pergaulan.

Sehingga, pada akhirnya ada komitmen dari para remaja untuk tidak menikah di usia muda atau kurang dari 20 tahun.

Selanjutnya, pada program Bina Keluarga Remaja (BKR), orang tua atau keluarga remaja ini diberikan pemahaman tentang berkomunikasi dengan anak mereka.

“Selain itu, BKKBN juga mempunyai Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) sebanyak 3.111 di 35 kabupaten dan kota di Jateng. Adapun, segmentasinya mulai tingkat pendidikan SD hingga perguruan tinggi,” tandas Eka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us