Cerita Lebaran: Mudik Penuh Deg-degan Menuju Jepara

Pulang kampung tahun ini setidaknya membawa banyak harapan. Tujuan mudik saya berada jauh dari kota. Tepatnya di Desa Guyangan, Kecamatan Bangsri yang jaraknya puluhan kilo dari Alun-alun Jepara.
Namun, Lebaran tahun ini juga sepertinya sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang meriah.
Di Jepara biasanya saya sekeluarga merayakan Lebaran dengan memasak opor. Membuat lepet. Ketupat. Dan aneka masakan lainnya. Kemungkinan tradisi masak memasak di dalam rumah saat H-1 Lebaran akan berkurang.
Karena selain harga bahan pokok yang serba mahal. Mulai harga telur, beras, bawang dan bumbon dapur. Belum lagi gas melon juga susah dicari di sekitar rumah.
Kondisi ekonomi poro sedulur juga kurang mendukung. Banyak usaha mebel di Jepara yang mengurangi karyawannya karena daya beli yang menurun drastis semenjak tahun kemarin. Saya mendapat kabar kalau ada beberapa sedulur yang menganggur karena habis PHK.
Ada kabar juga kalau di Jepara masih diguyur hujan tiada hentinya.
Tetapi saya berharap apapun itu situasinya, Lebaran tahun ini akan tetap penuh kehangatan, dengan penuh canda tawa dan kebahagiaan. Setiap Lebaran saya selalu merindukan kopi buatan ibu mertua yang pahit.