UNS Buat Mesin Milling CNC dan Tooth Bucket Pertama di Indonesia

CNC dan tooth bucket berbasis metal scrap

Surakarta, IDN Times - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., melaunching 2 produk inovatif berupa Mesin Milling Computer Numerical Control (CNC) Double Column 3 Axis dan Tooth Bucket berbasis limbah Metal Scrap pertama di Indonesia.

Hasil 2 produk matching fund 2022 ini berasal dari mahasiswa Program Studi (Prodi) D3 Teknik Mesin UNS bersama mitra.

Baca Juga: Ivan Rizki dan Gracia Karen Terpilih Jadi Duta Kampus UNS 2022

1. Merupakan produk teknologi karya anak bangsa.

UNS Buat Mesin Milling CNC dan Tooth Bucket Pertama di IndonesiaLaunching mesin CNC di UNS. (Dok/Humas UNS)

Launching 2 produk ini bertempat di halaman Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS. Adapun peresmian 2 mesin tersebut ditandai dengan pengguntingan pita launching oleh Rektor UNS, Prof. Jamal.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Jamal juga turut memberikan apresiasi yang tinggi kepada segenap jajaran yang terlibat, sebagai wujud nyata menjadi role agent dalam pengembangan produk inovasi teknologi karya bangsa ini.

“Prodi D3 Teknik Mesin UNS tiada henti memberikan sumbangsihnya dalam membuat produk teknologi inovatif karya bangsa. Prodi yang dipimpin oleh Dr. Eko Prasetya Budiana, S.T., M.T. tersebut, berhasil mendapat hibah Program Matching Fund Kedaireka tahun 2022 yang bekerja sama dengan PT. Hasil Karya Indonesia (HKI),” ungkap Prof. Jamal, Kamis (15/12/2022).

Prof. Jamal melanjutkan bahwa produk kerja sama yang dihasilkan juga tidak main-main, yaitu menciptakan teknologi skala tinggi berupa Mesin Milling CNC Double Column 3-Axis untuk mendukung Teaching Factory di Indonesia.

2. Mewujudkan swasembada industri manufaktur.

UNS Buat Mesin Milling CNC dan Tooth Bucket Pertama di IndonesiaLaunching mesin CNC di UNS. (Dok/Humas UNS)

Sementara itu, kerja sama yang terjalin dengan PT. HKI ini salah satunya sebagai pengembangan research and innovation center atau pusat unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau sebagai Centre of Excellence (CoE) bersama mitra untuk menjadi pusat kajian atau riset untuk pengembangan mitra atau untuk penyelesaian permasalahan mitra.

“Prodi menilai peluang industri dalam negeri untuk mengembangkan mesin perkakas yang kompetitif dan handal untuk mengurangi nilai impor mesin perkakas luar negeri sangatlah besar. Terlebih kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus bersaing. Oleh karena itu, inovasi ini memerlukan pelaksanaan yang komprehensif sehingga Indonesia mampu mewujudkan swasembada industri manufaktur. Di mana saat ini ketergantungan atas mesin perkakas impor serta keinginan untuk mandiri dalam teknologi manufaktur. Hal tersebut pula yang menjadi latar belakang kerja sama ini berlanjut,” tutur Dr. Eko Prasetya Budiana, Kepala Prodi Fakultas Teknik UNS.

Tak hanya itu, produk lainya yang tidak kalah menarik yaitu Tooth Bucket dari limbah Metal Scrap. Produk ini merupakan komponen penting mesin excavator dalam mendukung dunia pertambangan. Produk ini menggunakan bahan dasar limbah metal excavator yang didaur ulang serta meningkatkan kualitas.

3. Menanggani masalah limbah metal scrap.

UNS Buat Mesin Milling CNC dan Tooth Bucket Pertama di IndonesiaIlustrasi Sampah Medis (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Hadirnya inovasi ini diketuai langsung oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi SV UNS, Dr. Eng. Herman Saputro, S.Pd., M.Pd., M.T. dengan bekerja sama bersama mitra besar PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).

“Produk ini merupakan bagian dari adopsi atau difusi, hilirisasi, komersialisasi produk, purwarupa, teknologi, kebijakan (termasuk mini-plant, teaching factory, teaching industry) untuk memenuhi kebutuhan mitra. Pada tahun 2020 hasil limbah metal scrap yang dihasilkan oleh PT. BUMA sebanyak 1.018 ton. Permasalahan limbah pertambangan tersebut semakin meningkat seiring dengan bertambahnya wilayah operasi BUMA yaitu di 11 wilayah di pulau Kalimantan. Permasalahan tersebut mendorong PT. BUMA menggandeng UNS untuk bekerja sama menangani masalah limbah metal scrap yang jumlahnya diperkirakan mencapai 2.500 Ton di tahun 2023,” jelas Dr. Herman Saputro.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi, Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. menuturkan bahwa Program Matching Fund Kedaireka tidak hanya sebatas pembuatan produk inovasi semata. Namun demikian terdapat tujuan pendidikan jangka panjang, sesuai dengan roadmap program studi pendidikan D3 Teknik Mesin UNS.

“Masing-masing bantuan yang diberikan tentu saja untuk pengembangan Prodi dari mulai peningkatan fasilitas pembelajaran, peningkatan kompetensi pengajar, peningkatan skill mahasiswa, dan peningkatan mutu pembelajaran. Harapannya Prodi semakin mampu meningkatkan kualitas belajar, khususnya praktik, sehingga lulusan yang diserap oleh industri atau perusahaan semakin percaya dengan kualitas lulusan perguruan tinggi jenjang vokasi,” tutup Prof. Sajidan.

Baca Juga: RS UNS Buka Poliklinik Eksekutif, Jadi Rujukan Penyakit Gagal Jantung     

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya