Pasien Meninggal di Parkiran Rumah Sakit! RSUD Jepara Sebut IGD Penuh

RSUD sebut pasien menunggu antrean karena IGD penuh

Jepara, IDN Times - Keluhan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jepara viral di dunia maya. Sebab, warga yang hendak memeriksakan kesehatan di RSUD Jepara itu terlantar hingga akhirnya meninggal dunia di tempat parkiran.

Keluhan tentang buruknya pelayanan itu diunggah di media sosial facebook. Unggahan itu diunggah akun FB yang bernama MakCik Chinung di grup Jepara Viral. Diunggah itu dituliskan potret buruk pelayanan RSUD Jepara, pasien meninggal dunia di tempat Parkir. 

Baca Juga: Tiba-tiba Hilang, Santri di Jepara Ditemukan Lemas di Hutan Srikandang

1. Keluhan pelayanan RSUD diunggah di media sosial

Pasien Meninggal di Parkiran Rumah Sakit! RSUD Jepara Sebut IGD PenuhScreenshot Facebook

Pada hari Senin (16/3) mengantarkan seorang pasien bernama Lukita (70) warga  untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berpelat merah itu. Kemudian, ketika di rumah sakit ternyata tidak mendapatkan pelayanan dengan baik.

Setibanya, untuk meminta tempat untuk membawa pasien ke dalam rumah sakit. Setelah menunggu tak kunjung dapat. Sehingga meminta petugas untuk memeriksa kesehatan. Kemudian dilakukan pemeriksaan, sedangkan pasien masih berada di kendaraan ambulans yang berada di Parkiran.

Tak berselang lama kemudian, ada Satpam yang mendatangi rombongan Mbah Lukito. Satpam itu kemudian meminta untuk daftar terlebih dahulu dan mendapatkan nomor antrean. Mbah Lukito mendapatkan nomor antrean nomor 19.

Karena belum mendapatkan tempat kemudian pihak keluarga menunggu di dalam ambulans desa tersebut di depan ruang IGD. Namun karena kemudian didatangi Satpam untuk tidak parkir di depan ruang IGD pasien lalu dibawa kembali ke parkiran.

Setelah dua jam kemudian menunggu di parkiran hingga akhirnya pasien meninggal dunia dan tanpa adanya penanganan sama sekali.

2. Sayangkan pelayanan rumah sakit bagi pasien yang meninggal dunia di parkiran

Pasien Meninggal di Parkiran Rumah Sakit! RSUD Jepara Sebut IGD PenuhSreenshot facebook

Abdul Rosyid Perangkat Desa Mambak, Kecamatan Pakisaji, Jepara saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa unggahan yang viral itu sesuai dengan yang ia alami saat mengantarkan pasien tersebut. Diakuinya warganya Lukita (70) itu sudah sejak lama, Ia mengatakan pasien tersebut sakit tua mengalami gejala stroke.

Pihak pemerintah desa kemudian mengantarkan yang bersangkutan untuk periksa kesehatan. Awalnya dilakukan pemeriksaan di puskesmas. Kemudian mendapatkan rujukan agar dirawat di RSUD Jepara.

“Namun saat dibawa ke rumah sakit tidak mendapatkan pelayanan dengan baik. Mbah Lukita sempat diperiksa dengan alat itu saja tapi belum sempat masuk di ruang IGD untuk mendapatkan pelayanan,” kata dia saat dikonfirmasi IDN Times pada Rabu (18/3).

Atas kejadian itu, ke depan berharap kepada pelayanan rumah sakit daerah agar ditingkatkan. Terlebih untuk melayani masyarakat. Jangan sampai masyarakat tidak terlayani dengan baik.

3. RSUD Jepara sebut persoalan itu sudah diselesaikan secara keluargaan, bukan penelantaran tetapi menunggu antrean

Pasien Meninggal di Parkiran Rumah Sakit! RSUD Jepara Sebut IGD PenuhDok. Istimewa

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD RA Kartini Jepara Dwi Susilowati mengatakan bahwa kejadian itu bukan penelantaran pasien. Diakuinya pada saat itu IGD di RSUD Jepara sedang penuh. Sehingga harus menunggu antrean.

“Kami sudah banyak menjelaskan tentang pasien itu datang kemudian IGD nya penuh. Disitu menunggu urutan antrean. Bukan telantarkan ya,” kata dia saat dikonfirmasi IDN Times lewat sambungan telepon, Rabu (18/3). Dirut mengatakan yang bersangkutan meninggal karena sakit tua.  

Dia menjelaskan untuk kapasitas di rumah sakit pelat merah ini hanya 13 stretcher atau bed IGD. Jumlah ini juga telah dilakukan penambahan 12 bed. Totalnya menjadi 25 bed IGD.

“Memang saat itu pasien itu memang penuh. Sehingga harus mengantre di depan,” jelasnya.

Meskipun demikian, persoalan itu sudah diselesaikan dengan pihak keluarga. Karena kejadian itu terjadi ada kesalahan komunikasi. Yakni menunggu antrean yang jauh.

 “Sudah ketemu dengan keluarga sudah kita jelaskan. Bahwa memang pasien banyak. Kita nanti sudah kita clear kan lah. Terpenting tidak ada yang tidak terlayani lagi. Karena antrean terlalu panjang,” jelasnya.

Atas kejadian itu, ke depan ia berharap ada petugas yang melakukan seleksi pasien. Apakah pasien dikategorikan emergency atau tidak. Membutuhkan penanganan darurat atau tidak.

“Kemudian juga rujukan kalau bisa berjenjang. Mulai fase primer. Kita juga punya sistem online. Sehingga tidak ada kayak tadi,” tandas dia.

Baca Juga: Gejala Mirip COVID-19 Satu Pasien Asal Jepara Diisolasi RSUD Kudus

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya