Sebulan Hasilkan Rp1,3 M, Kediri Belajar Kembangkan UMKM ke Solo

Surakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot Solo) beserta Pemkot Kediri menjalin kerjasama antara pengusaha kota Kediri dan Solo. Kerjasama tersebut sebagai komitmen kedua kota dalam rangka pemulihan ekonomi.
1. Mendorong percepatan pemulihan ekonomi

Ketua Kadin Kota Kediri H Muhammad Solikhin menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi Pemerintah Kota Surakarta (Pemkot Solo) dengan Kadin Kota Solo untuk mendorong percepatan pemulihan perekonomian setelah terpukul pandemik COVID-19, salah satunya melalui pelaksanaan bulan diskon Solo Great Sale.
Hal itu disampaikan pada saat pameran Business to Business (B to B) di Solo Paragon Hotel & Residences, Senin, 13 Desember 2021 yang dihadiri Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Ketua Kadin Solo Gareng S Haryanto, dan sederet tokoh penting lainnya.
"Saya terkesima dengan program Kadin Surakarta, salah satunya Solo Great Sale yang dalam sebulan berhasil mengumpulkan Rp1,3 miliar. Saya minta bumbunya untuk dapat melaksanakan di Kediri dan semoga bisa terjalin kerjasama," katanya dalam sambutan pameran Business to Business (B to B) di Solo Paragon Hotel & Residences, Senin, (13/12/2021).
Solikhin menjelaskan di Kediri sendiri terdapat program Rumah Kurasi yang fokus menaikkelaskan UMKM. Ia berharap, adanya kegiatan masing-masing kota seperti SGS dan Rumah Kurasi Kediri, dapat meningkatkan kerjasama antara pemkot Jatim dan Jateng terutama dalam kolaborasi potensi unggulan yakni batik dan tenun.
"Kediri kota tenun, Solo kota batik. Semoga bisa disinergikan menjadi satu kesatuan besar. Sinergitas antara Kadin Kediri dan Kadin Surakarta betul-betul bisa dijaring terus," kata Solikhin.
2. Majukan UMKM

Sementara itu, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan jika Pemkot Kediri terus berupaya semaksimal mungkin mendorong UMKM naik kelas apalagi yang terdampak selama pandemi dan omzetnya menurun. Serta mendorong UMKM masuk ke marketplace.
"Memang kondisi pandemi ini ekonomi kurang berputar. Kami melihat Solo mengadakan SGS dan hasilnya bagus, kami harap ini bisa dikloning dan dibawa ke Kediri kalau diijinkan, siapa tahu bisa menjadi penggerak ekonomi di kota Kediri," kata Abdullah Abu Bakar.
Ia menerangkan, Kediri memiliki produk tenun ikat sejak jaman dulu karena salah satunya faktor banyak ponpes, tempat kebanyakan tenun ikat dibuat menjadi sarung. Sekarang tenun ikat juga dikembangkan untuk pakaian berkolaborasi dengan desainer.
"Di Solo ada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman yang berhasil membranding sehingga banyak orang beli batik ke kampung tersebut. Saya harap hal ini bisa dikloning oleh penenun-penenun. Dan kita samakan persepsi untuk membangun mulai dari kecil sampai besar sehingga orang tertarik datang ke Kediri karenanya," harapnya.
Selain kolaborasi berbasis produk yakni batik dan tenun ikat, Pemkot Kediri juga melihat potensi kerja sama dari segi kurasi produk. Di mana Rumah Kurasi di Kediri telah mendorong UMKM setempat untuk merambah dunia digital dan memperbaiki kualitas produk terutama dari sisi pengemasan untuk menaikkan nilai jual.
3. Kolaborasi antar daerah

Sementara itu, Walikota Solo Gibran menyambut positif kemungkinan kerjasama antara Pemkot Solo dan Pemkot Kediri tersebut baik dari sisi produk maupun kurasi produk UMKM. Menurutnya, untuk percepatan pemulihan ekonomi dibutuhkan kolaborasi semua pihak. Pemkot Solo sendiri telah bersinergi dengan berbagai pihak untuk menggerakkan kembali sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi.
"Era digital ini era kolaborasi antar pemerintah, kolaborasi antar asosiasi seperti Kadin Solo dan Kadin Kediri, lalu kolaborasi antar brand. Nanti bisa kita bicarakan lagi masalah tenun dan batiknya kolaborasinya seperti apa," katanya.
"Ya semua harus berkolaborasi untuk percepatan pemulihan ekonomi," pungkasnya.